Dewasa ini masyarakat dunia, dengan berbagai status sosialnya, sedang berlomba dalam proses peralihan menuju pada masyarakat yang tak bersekat, yaitu masyarakat teknologi. Efek ilmu pengetahuan begitu terasa sebagai hasil usaha pencerahan dalam bidang pendidikan yang berkemajuan sehingga setiap orang berhak untuk mengaksesnya tanpa batas.Dan ilmu pengetahuan ini bukan hanya menjadi monopoli manusia yang berkecimpung di lembaga pendidikan, pengkajian dan penelitian saja, Â siapapun memiliki peluang yang sama dengan syarat memiliki kompetensi untuk mengikuti pola kemajuan sistem yang ada tersebut.
Seiring dengan itu, teknologi / pengetahuan semakin tidak asing bagi masyarakat, dan telah menjadi bagian dari kehidupan.Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan mendorong masyarakat berlomba untuk memprolehnya dan menikmatinya.
Aktivitas ekonomi berbasis pengetahuan telah mendorong terbentuknya satu sistem peradaban masyarakat baru yakni masyarakat yang serba instan.Efeknya adalah dalam persaingan hidup.Maka muncullah yang disebut monopoli, oligarki, kapitalisme, sosialis, atheisme dan mafia menjadi satu kekuatan baru dunia berhadap-hadapan dengan kekuatan religious modernis.
Muhammadiyah dalam pencapaian kemajuan peradaban religious ini benar-benar menyadari bahwa misi yang diemban tidaklah ringan.Maka fokus peran yang dikembangkan adalah meletakkan pondasi yang kuat dalam bidang pendidikan sebab Muhammadiyah yakin haqqul yaqin bhwa kesuksesan ummat adalah dimulai dari pendidikan.Melalui pendidikanlah maka terbentuklah masyarakat pengetahuan yang berperadaban dan berkemajuan.
Sebagai contoh kemampuan dari kemajuan pendidikan ini adalah munculnya industri model baru yakni industri kreatif yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu dari yang belum ada dan penemuan karya kreatif, kuliner, franchise, diseminasi dan pemanfaatannya dalam masyarakat. Kemampuan  inihanya dapat dilakukan bila didukung oleh pengetahuan dan imajinasi yang baik dari pelakunya.
Sekarang, kemajuan demi kemajuan telah terhampar luas di depan mata. Persaingan karya berupa produk sains telah merubah jalannya sebuah organisasi, tidak lagi stagnan dan jumud seperti tempo doeloe.Maka, pola dakwah amar makruf nahi munkar pun harus berjalan lurus dan signifikan dalam bingkai dakwah memanfaatkan kecanggihan sistem yang ada.Inilah tantangan yang sangat menarik bagi para kader untuk membiasakan diri merasa nyaman dengan pola baru tersebut dalam berdakwah.
Kemajuan teknologi adalah buah dari kehebatan berpikirnya manusia.Manusia dengan keterbatasan yang dimiliki juga menciptakan peluang pada kehancuran diri sendiri bahkan dunia yang ditempatinya. Menurut para ilmuwan bahwa dunia ini sedang berjalan pada titik kehancurannya yakni ditandai dengan munculnya  berbagai bencana yang semakin akrab ; mulai dari perubahan iklim global, perang bom nuklir, wabah penyakit (Black Death, Flu Spanyol 1918, Covid 19), ekologi, angka kematian yang tinggi, pengangguran yang tinggi, nano-teknologi, kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan senjata biologis (IDN Times, 4 Juni 2019).
Di luar hal-hal di atas, mungkin masih ada lagi penyebab kehancuran bumi yang bisa jadi tak terduga ; perilaku individu yang rakus (harta, kekuasaan,) dan pertikaian antar  kelompok, akan segera mendorong kebinasaan manusia. Untuk itu, Muhammadiyah  sebagai organisasi kemaslahatan umat juga menyadari betapa pentingnya relasi antar kemanusiaan dan bahkan dengan lingkungan pun telah terbangun. Berbagai program lintas benua, ras, dan kepercayaan, semakin mengokohkan bahwa Muhammadiyah telah siap menghadapi semua tantangan tersebut.
Di pangkuan organisasi Muhammadiyah,berbagai tantangan yang telah terhampar, seperti keterpurukan nasib ummat; para guru, dhu’afa, yatim piatu, miskin, janda, petani, buruh, nelayan,menjadi bagian dakwah amar makruf nahi munkar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H