Dari petani ke produsen dan toko kelontong, blockchain yang digabungkan dengan IoT sedang merombak industri produksi makanan. Blockchain siap membuat pertanian menjadi praktik yang berkelanjutan dengan mengoptimalkan sumber daya pertanian termasuk air, tenaga kerja, dan pupuk menggunakan pendekatan yang disederhanakan.
Mari kita telusuri bagaimana blockchain yang dikombinasikan dengan IoT dapat memfasilitasi petani dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengambil keputusan yang optimal. Â
Â
2. Blockchain Supply Chain di Bidang Pertanian
Pelacakan Supply chain dari  Makanan dan hasil pertanian sangat penting untuk mengeksplorasi sumber dari mana makanan itu berasal Sangat penting untuk memastikan bahwa makanan yang disediakan aman untuk dimakan.
Dengan munculnya blockchain, menjadi mungkin untuk membawa kepercayaan (trust ) dan transparansi dalam ekosistem rantai pasokan makanan, memastikan keamanan pangan bagi semua orang. Baca lebih lanjut untuk mengetahui caranya.
Berikut adalah penjelasan mendalam tentang bagaimana blockchain rantai pasokan makanan dapat mengurangi penipuan makanan:
Langkah 1: Sensor IoT menghasilkan data atau Petani menyimpan data
Seperti yang dibahas dalam kasus penggunaan di atas, smart farmet memungkinkan sensor untuk menghasilkan informasi penting yang terkait dengan tanaman yang ditanam di ladang.
Jika petani tidak menggunakan metode yang didorong oleh teknologi, maka mereka dapat dengan mudah menyimpan informasi penting seperti kualitas tanaman, jenis benih dan kondisi cuaca di mana tanaman ditanam menggunakan aplikasi mobile mereka.
Data yang ditangkap baik dengan menggunakan sensor IoT atau secara manual oleh petani disimpan di platform penyimpanan terdistribusi, yaitu, IPFS ( IPFS merupakan sistem Penyimpanan data yang terdecentralisasi) dengan alamat yang disimpan di blockchain.
Langkah 2: Distribusi tanaman yang telah Panen ke perusahaan pemrosesan makanan
Setelah tanaman ditanam, perusahaan pengolah makanan mulai menawar pada platform penawaran.