Mohon tunggu...
AyahArifTe
AyahArifTe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Ayah

Penulis dan mantan wartawan serta seorang ayah yang ingin bermanfaat untuk orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Artikel Utama

Upgrade Makna Iqra, Baca Tak Sekadar Harfiah

3 April 2023   23:18 Diperbarui: 4 April 2023   18:49 3758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umat muslim pasti paham kata 'iqra' yang maknanya secara harfiah adalah 'baca' atau 'bacalah'. Iqra adalah kata pertama dari kitab suci al-Qur'an yang diwahyukan Allah kepada Rasulullah SAW lewat malaikat Jibril. 

Padahal saat itu, Rasul tidak bisa membaca. Namun, dengan kekuasaan Allah SWT proses penurunan wahyu itu terus berlanjut baik lewat Jibril maupun secara langsung kepada Rasulullah.

Banyak ulama dan para ahli fiqh yang menyatakan bahwa kata iqra seharusnya bermakna luas. Bukan harfiah. Bukan sekadar membaca huruf. Tapi, membaca situasi, membaca sekitar dan membaca tanda-tanda alam ciptaan Allah.

Baca juga: I

Secara pribadi, memaknai kata 'iqra' secara luas bagi saya amat bermanfaat untuk kehidupan. Apalagi, saat Ramadhan seperti saat ini, memaknai kata iqra akan makin meningkatkan nilai ibadah kita serta upgrade skill secara umum dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pengalaman pribadi, saya membagi pemaknaan kata 'iqra' secara luas yang bisa meningkatkan ibadah serta meningkatkan kemampuan (upgrade skill) kita seperti berikut ini:

Membaca kesehatan

Puasa selama Ramadhan selama satu bulan penuh setiap tahun telah terbukti secara medis meningkatkan kesehatan bagi mereka yang melaksanakan secara benar. 

Kenapa saya katakan 'secara benar'? Karena banyak orang yang melakukan ritual puasa ini dengan cara yang -- saya istilahkan -- semena-mena. Sehingga bukan sehat yang hasilnya, malah sebaliknya.

Sudah menjadi rahasia umum, banyak dari kita yang berbuka puasa dengan penuh rasa 'dendam'. Makan sebanyak-banyaknya. Minum yang dingin-dingin. 

Bahkan, pernah sebuah produk mempromosikan tagline 'berbukalah dengan yang manis'. Beberapa tahun belakangan, tagline ini hilang dari peredaran. Secara medis, berbuka dengan pola makan dan minum seperti itu adalah bukanlah hal yang bijak untuk kesehatan tubuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun