Mohon tunggu...
AyahArifTe
AyahArifTe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Ayah

Penulis dan mantan wartawan serta seorang ayah yang ingin bermanfaat untuk orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Diego Berel, Berprestasi Bukan Kaleng-kaleng, meski Downsyndrome

14 Oktober 2022   19:26 Diperbarui: 14 Oktober 2022   19:44 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah anak-anak down syndrome berprestasi selalu saja menarik perhatian. Banyak dari mereka berprestasi di bidang seni. Mereka memang pada umumnya memiliki kekuatan otak kanan yang lebih dominan dari pada anak-anak lain. Otak kanan manusia adalah yang berkaitan dengan hal-hal non-eksakta.

Diego Luister Berel adalah salah-satunya. Pemuda berusia 22 tahun ini adalah pelukis yang punya prestasi bukan kaleng-kaleng (tak main-main)\. Berbagai penghargaan lokal dan internasional dalam berbagai bentuk telah mengisi rak di ruang tamu rumahnya.

Lukisannya yang berjudul Balinese Penjor pada Maret lalu berhasil meraih juara 1 di Galeri Seni Independen The Holy Art Gallery (@theholy.art) yang berbasis di London. 

Dengan kemenangan yang diraih oleh lukisan Balinese Penjor yang menggambarkan kibasan umbul-umbul Penjor itu, Diego berhak melakukan pameran tunggal baik secara luring (offline) maupun virtual di Holy Art Gallery. Di galeri virtual tersebut selain Balinese Penjor ada 4 lukisan karya Diego lainnya yang terpampang pada Februari – Maret 2022.

Lukisan Balinese Penjor ini bersama belasan lukisan Diego lainnya, belum lama ini dipamerkan dalam acara pameran lukisan tunggal bertema “Pulasan Warna Rupa Jiwa” di Hotel Artotel Thamrin. Dalam waktu hampir bersamaan Diego menjadi salah-satu pelukis yang turut berpartisipasi dalam Pameran The Asia Art Show bersama100 pelukis Asia di Kualalumpur, Malaysia.

Balinese Penjor - Dok Foto AyahArifTe
Balinese Penjor - Dok Foto AyahArifTe

Karya-karya Diego selintas mungkin tak berbeda dengan karya pelukis lain. Namun, mengingat anak pasangan Edhi Rianto dan Sandra ini berkebutuhan khusus rasanya nyaris tak percaya bahwa itu adalah karyanya. 

Pada Balinese Penjor terlihat jelas gaya abstrak tapi masih bisa beraturan yang menggambarkan gerak umbul-umbul Penjor. Sehingga lukisan Diego ini bisa dibilang beraliran abstrak surealis. Tak heran kalau Balinese Penjor diganjar penghargaan pertama di platform seni HolyArt Gallery London.

Mengamati karya-karya Diego kebanyakan menggunakan cat acrylic. Ada juga beberapa karyanya yang menggunakan cat minyak. Di website resminya, www.diegoberel.com, bisa dilihat karya-karya Diego di berbagai media seperti kaus, gitar elektrik, koper, tote bag, tumbler, cushion, vas porselen, lampshade, dan lainnya. Menurut Edhi, “Kami sebagai orangtua memberikan kebebasan pada Diego untuk melukis medium apa pun.”

Diego (kiri) bersama orangtua dan tim panitia (kanan) - Dok. Foto AyahArifTe
Diego (kiri) bersama orangtua dan tim panitia (kanan) - Dok. Foto AyahArifTe

Baca juga: Alam Pun Cemburu

Karya Diego paling fenomenal adalah yang berjudul Under the Sea yang berhasil dilelang di Sotheby’s dan dikuratori oleh Christie’s (badan kurator global) pada acara Peduli Anak Indonesia di 2016 lalu. Kenapa fenomenal? Karena hasil dari lelang tersebut disumbangkan untuk beberapa sekolah dasar di Kupang, NTT.

Jadi bukanya hanya karena ada nama Sotheby’s dan Christie’s – yang memang tersohor di dunia seni dan pelelangan – tapi karena Diego dengan keterbatasannya justru bisa ‘berbuat’ banyak untuk anak-anak yang tinggal jauh dari tempat tinggalnya, bahkan Kupang adalah tanah kelahiran ibunya. 

Jadi, kisah hasil lelang lukisan yang disumbangkan ke sekolah-seklah di NTT itu saat menjadi story telling yang sungguh memiliki makna luar biasa tidak hanya untuk Dieog dan orangtuanya tapi juga untuk dunia anak-anak berkebutuhan khusus.

Sehingga tak heran perjalanan Diego dengan lukisan-lukisannya dari tahun ke tahun menjadi perhatian beberapa pengamat seni dan beberapa media. Kita berharap ada Diego-diego lain di negeri ini yang memiliki prestasi dan punya arti untuk anak-anak lain secara khusus dan untuk kemanusiaan secara umum.  

Diego bersama mama dana YB Teresa KOK, Member of Parliament Seputeh dan Hazrita CEO Asia Art Show. - Dok. Foto Keluarga Diego Berel.
Diego bersama mama dana YB Teresa KOK, Member of Parliament Seputeh dan Hazrita CEO Asia Art Show. - Dok. Foto Keluarga Diego Berel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun