Sudah bukan rahasia lagi kalau budaya buka bersama (bukber) di era sekarang sudah seperti sebuah pesta. Ya 'kan? Padahal sejatinya tujuan berpuasa salah-satunya supaya kita bisa merasakan rasa lapar dan dahaga dari mereka yang tidak beruntung. Lalu kalau malam hari kita seperti berpesta ... bisa paham maksud saya 'kan?
Mungkin ada yang bilang, "Memang kenapa? Duit, duit saya ... mulut, mulut saya ... perut, perut saya ... " Yes, Anda benar! Tapi ... tanpa bermaksud menyindir siapa pun nih ... atau bukan mau bilang saya paling baik dalam meneladani cara berbuka Nabi SAW (saya ini apalah?), hanya saja cara berbuka Nabi SAW itu ternyata sejalan dengan ilmu kedokteran; bahwa berbuka puasa itu sebaiknya tidak banyak dan diawali dengan air putih biasa - tanpa es atau yang dingin. Bukan dengan gorengan, bukan dengan yang manis-manis (gula - beda dengan manis kurma). Bahkan iklan sebuah produk 'berbukalah dengan yang manis' sudah tidak berani lagi tayang.Â
Belum lagi cara i'tikaf Rasul SAW (lihat tulisan saya sebelumnya di sini), juga teladan-teladan lainnya. Akhlak Nabi SAW itu paling lengkap dan sempurna, tapi kita lah yang membuat diri kita tidak sempurna menjalankannya.Â
Sekali lagi, artikel ini semata-mata ingin mengingatkan kita semua (termasuk saya pribadi) untuk selalu meneladani Rasul SAW secara baik dan benar. Hal ini bukanlah keniscayaan bila kita punya niat yang kuat. Yuk, semangat! Semoga mencerahkan!