Mohon tunggu...
Arif Yudistira
Arif Yudistira Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Suka Ngopi, dan jalan-jalan heppy.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bundaran HI, Oase Manusia Kota

21 November 2023   15:04 Diperbarui: 21 November 2023   15:07 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membangun transportasi public yang bakal dikenang bahkan 100 tahun setelahnya jelas memerlukan waktu yang tidak singkat. Indonesia terlalu singkat membangun kereta cepat. Infra struktur belum matang, dananya utang, dan seperti kebut atau kejar setoran.

Sumber Pixabay.com
Sumber Pixabay.com

Di saat ruang terbuka hijau makin sempit, hadirnya taman atau ruang hijau di dalam transit transportasi public adalah bak surga. Anda akan merasa tenang, ada suasana damai saat melihat Changi Airport, Singapura. Singapura menawarkan satu estetika modern tentang bangunan public dan juga bangunan wisata yang menawarkan oase tersendiri.

Bundaran HI Malam Hari, Dokumentasi Pribadi
Bundaran HI Malam Hari, Dokumentasi Pribadi

Politis

 

Hasrat membuat sesuatu yang bersejarah, berbeda kadang terkalahkan dengan hasrat politis. Para Kepala Daerah/ Pemimpin Jakarta terlanjur tergesa-gesa ingin dicatat, dikenang dengan bangunan monumentalnya. Soekarno dengan Monasnya, Anis dengan JIS nya, dan lain sebagainya.

Hasrat politis tadi mengalahkan pada kualitas bangunan, efektifitas bangunan, sampai dengan seberapa filosofis bangunan itu di masa depan sering diabaikan.

Kota sebagaimana burung-burung yang diletakkan di Bundaran HI di tahun-tahun lampau di Jakarta kala itu membutuhkan Oase. Oase itu tidak sekadar menjadi penghilang penat atas rutinitas kerja, beban pikiran dan juga masalah psikologis manusia kota.

Ia adalah ruang untuk merenung, sejenak diam, sembari mensyukuri hidup yang singkat ini. Kita tidak tahu di kota mana kita akan tinggal setelah mati, kita tidak tahu di tempat macam apa kelak kita akan tinggal setelah lepas dari dunia ini. Tentu kita berharap pohon-pohon dan air mancur macam di Changi, atau hotel-hotel dan Pantai macam di Bali akan menjadi rumah kita kelak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun