Mohon tunggu...
Arif Yudistira
Arif Yudistira Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Suka Ngopi, dan jalan-jalan heppy.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kaesang dan Politik Zigzag Jokowi

27 September 2023   16:44 Diperbarui: 27 September 2023   16:58 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dugaan publik kalau Pak Jokowi akan cawe-cawe dalam Pilpres sepertinya benar. Pada hari Minggu (14/5/2023) Jokowi hadir dalam Musyawarah Rakyat (Musra) yang diselenggarakan oleh sejumlah organisasi relawan di Istora Senayan Jakarta. 

Musra menghasilkan tiga nama capres yang akan diusung oleh Jokowi. Tiga nama itu adalah Ganjar Pranowo, Airlangga Hartato dan Prabowo. Ketiga nama ini diserahkan ke Jokowi dan Jokowi yang memutuskan. 

Sampai saat ini, Jokowi belum memberi pernyataan resmi terkait calon presiden pilihannya meski secara partai Jokowi masih bagian dari PDIP. 

Jokowi memang menjaga sikapnya sebagai kepala negara untuk menahan diri untuk tidak menyebut dukungannya kepada salah satu capres yang sudah ditetapkan oleh partai politik. Namun publik juga tidak menutup mata terhadap gerak-gerik Jokowi dalam momentum politik di tahun 2024 mendatang. Ada satu harapan Jokowi yang seolah ditunjukkan dengan manuver politiknya selama ini. Ia ingin setidaknya "program-program pembangunan dan investasinya" aman. 

IKN 

Proyek yang nampak di mata publik dan juga masyarakat kita yang telah dicanangkan jangka panjang oleh Jokowi adalah proyek IKN dan proyek infrastruktur. Dua proyek ini nampak sekali dijaga ketat dan dipastikan keberlanjutannya oleh Jokowi. 

Ia ingin siapapun penerusnya nanti tidak merubah atau merusak proyek investasi besarnya yakni infrastruktur dan IKN. IKN sendiri sudah tertuang melalui UU IKN maupun melalui keputusan presiden. Sampai saat ini, belum banyak negara yang berbondong-bondong untuk menanamkan investasinya di IKN. Meski tawaran jangka waktunya sampai 190 tahun (CNN.com, 7/6/2023). Kemudahan terhadap investor ini bahkan dinilai melebihi waktu atau lama penjajah yang datang ke Indonesia. 

Kedua, Jokowi seolah tak mau kehilangan atau mencoba mengamankan proyek strategisnya tentang infrastruktur. Jalan tol dan proyek kereta cepat adalah dua proyek yang nampak dijaga oleh Jokowi agar tak rusak dan digagalkan oleh penerusnya siapapun kelak. 

Antara Ganjar dan Prabowo

Sumber detik.com
Sumber detik.com

Jokowi nampak memainkan politik zigzag untuk mengamankan kepentingan politiknya. Ada tiga hal yang bisa dibaca dari strategi Jokowi di pilpres 2024 nanti. Pertama, ia memainkan politik dinasti. Jokowi tak ingin kehilangan momentum atau waktu berkuasanya. Menantu dan anaknya  diterjunkan ikut kontestasi dalam pilkada. Gibran terpilih sebagai wali kota Solo. Sementara menantunya Bobby Nasution menjadi Walikota Medan. 

Dengan putera dan menantunya menjadi pemimpin di dua daerah penting, Jokowi bisa dengan lebih mudah untuk memainkan kepentingan politiknya salah satunya di pilpres 2024 nanti. 

Kaesang

Kaesang menjadi fenomena menarik dalam politik Jokowi. Selain terjunnya ke politik dianggap sebagai hal yang mengejutkan kita, publik masih bertanya-tanya mengapa Kaesang justru memilih PSI sebagai partai pilihannya. 

Jokowi bisa saja mengajak anaknya untuk bergabung bersama PDIP seperti Gibran yang lebih dulu masuk PDIP. Sebab di PDIP ada aturan bahwa satu keluarga satu partai. 

Penerimaan Jokowi dengan pilihan Kaesang tentu menimbulkan tanya publik tentang keputusan Kaesang. "Apakah ini sebentuk perlawanan Jokowi terhadap PDIP". 

Hanya dalam waktu dua hari setelah bergabungnya Kaesang ke PSI, PSI pun mengangkat Kaesang menjadi Ketua Umumnya (25/9/2023). 

Publik patut bertanya-tanya setelah salah satu kader tulennya Guntur Romli yang keluar dari PSI setelah PSI mengadakan pertemuan dengan Prabowo (2/8/2023). PSI meski menyatakan tegak lurus dengan Jokowi, ia juga tak mau menjaga jarak dengan Prabowo. 

Apa yang diputuskan PSI mengangkat Kaesang juga diikuti dengan klaim PSI dengan mengabsen barisan relawan yang dianggap mendukung Jokowi. Ada ratusan organ relawan yang dicatat dan ditampung dalam "kapal besar" meminjam kata Kaesang yang baru saja diangkat sebagai Ketum PSI. 

Dari peristiwa ini publik tentu masih menyimpan tanya. Kemana Kaesang maupun Jokowi atau bahkan PSI melabuhkan pilihan politiknya? Tentu kita tidak bisa tergesa gesa menjawabnya. Apakah Ganjar atau Prabowo?. Disinilah peran Kaesang dan politik Jokowi yang akan menjawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun