Mohon tunggu...
Arif Yudistira
Arif Yudistira Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Suka Ngopi, dan jalan-jalan heppy.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengajak Anak Berkreasi dengan Literasi

23 Mei 2023   09:05 Diperbarui: 23 Mei 2023   09:24 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah pengajaran literasi anak di usia dasar setelah anak bisa membaca dan menulis adalah soal metode. Guru dan banyak orang bingung bagaimana mengoptimalisasi bakat dan kreativitas anak usia SD untuk berliterasi secara maksimal.

Metode menulis terbaik adalah menulis, menulis, menulis. Itu yang sering dikatakan banyak penulis terdahulu. Hernowo salah satu pegiat literasi di tanah air pernah menulis bahwa Quantum Writing menjadi salah satu metode yang baik untuk mengajak anak berliterasi.

 Menurut Hernowo (2004:17) Strategi Quantum mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Merancang Kurikulum, isi dan memudahkan proses belajar. Asas yang digunakan adalah bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarlah dunia kita ke dunia mereka. Hal ini berarti mampu merasakan dalam diri aliran cahaya keberadaan yang terjadi jika semua energi disalurkan menuju solusi-solusi yang berhasil. Konsep dasar yang diungkapkan di atas dapat diterapkan dalam proses belajar menulis sebagai kreativitas yang menyenangkan." Hernowo menggarisbawahi bahwa literasi mestinya menyenangkan dan kreatif apalagi untuk anak usia sekolah dasar.

 

Apresiasi dan Wadah 

Sejatinya, anak-anak hanya memerlukan wadah dan apresiasi. Munculnya KKPK atau Kecil-Kecil Punya Karya yang rata-rata adalah penulis sekolah dasar menunjukkan bahwa mereka hanya memerlukan wadah yang tepat dan apresiasi yang tepat.

Sayangnya guru Bahasa Indonesia kita saat ini belum mampu memberikan wadah yang pas buat karya-karya mereka. Di era teknologis seperti sekarang ini, penerbitan buku bukan hal mewah dan susah seperti dulu.

Mendokumentasikan ide, gagasan dan karya anak-anak melalui buku adalah bagian dari mewadahi karya anak-anak kita. Tanpa wadah atau ruang, anak-anak kita tentu akan merasa malas dan enggan berkarya.

Motivasi berkarya adalah diapresiasi dan dibaca. Dengan menerbitkan karya mereka, kita secara tidak langsung adalah mewadahi dan memberi apresiasi kepada mereka.

Ajak anak-anak kita menulis, menuangkan ide, gagasan dan pikiran mereka. Dengan mengajak mereka berliterasi, kita juga mengajak anak-anak kita berkreasi dan kreatif menuangkan pikiran, dan karya mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun