Mohon tunggu...
Arif R. Prasetya
Arif R. Prasetya Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Program Pascasarjana Ekonomi Islam, UII Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Kemelut First Travel, Revolusi Mental dan Literasi Keuangan

30 Agustus 2017   09:51 Diperbarui: 30 Agustus 2017   10:01 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam berbisnis, ada etika, moral dan perilaku yang harus diterapkan. Menurut Yusanto dan Karebet (2002), bahwa dalam Islam, bisnis dapat dipahami sebagai serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram).

Dalam membelanjakan hartapun kita dilarang israf dan tabzir. Rasionalitas dalam Ekonomi Islam mengajarkan bahwa perilaku kaum muslimin diarahkan untuk mempertimbangkan kepentingan diri, sosial dan pengabdian kepada Allah SWT. Mengutamakan maslahah dan berkah untuk mencapai falah.

Literasi Keuangan

Mengintip di laman OJK, berdasarkan survei OJK tahun 2013 tingkat literasi keuangan penduduk Indonesia dibagi menjadi empat bagian, yakni:

Well literate (21,84 %), yakni memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan, serta memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.

Sufficient literate (75,69 %), memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan.

Less literate (2,06 %), hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga jasa keuangan, produk dan jasa keuangan.

Not literate (0,41%), tidak memiliki pengetahuan dan keyakinan terhadap lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, serta tidak memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.

Bagi masyarakat, Literasi Keuangan memberikan manfaat yang besar, seperti:

Mampu memilih dan memanfaatkan produk layanan jasa keuangan yang sesuai kebutuhan; memiliki kemampuan dalam melakukan perencanaan keuangan dengan lebih baik;

Terhindar dari aktivitas investasi pada instrumen keuangan yang tidak jelas;

  1. Mendapatkan pemahaman mengenai manfaat dan risiko produk dan layanan jasa keuangan.
  2. Literasi Keuangan juga memberikan manfaat yang besar bagi sektor jasa keuangan. Semakin tinggi tingkat Literasi Keuangan masyarakat, maka semakin banyak masyarakat yang akan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun