Kemudian, gaji di luar yang sudah disisihkan untuk tabungan, saya masukkan dalam sejumlah amplop terpisah, beberapa saya jepret / klip agar memudahkan masuk dompet. Ada amplop uang dapur, ada amplop untuk bayar kontrakan, dan sejumlah amplop lainnya sesuai dengan pengeluaran. Sementara yang dijepret / klip, adalah uang bensin dan beberapa pengeluaran harian lainnya yang saya masukkan dalam dompet.
Langkah kedua, saya menerapkan konsep batas maksimal untuk sejumlah produk. Contoh ektrem yang saya lakukan, adalah air mineral yang saya jatah 4 galon per bulan. Jika sebelum akhir bulan 4 air galon itu sudah habis, maka yang saya lakukan adalah memasak air kran sebagaimana orang zaman dulu. Saya baru membeli lagi ketika memasuki tanggal 1 bulan berikutnya. Terdengar menyedihkan jika saya mengingatnya sekarang, namun ketika itu, semua terasa biasa saja.
Berikutnya yang ketiga, memaksimalkan produk yang kita miliki hingga umur ekonomisnya habis. Baju, tas, TV, handphone atau produk apa pun itu, gunakan selama mungkin tanpa harus mengindahkan tren yang terjadi. Saya masih menggunakan hp jadul ketika smartphone sudah mulai muncul, masih menggunakan TV tabung selama bertahun-tahun sekalipun TV flat sudah ada di mana-mana. Bahkan dari 3 sepeda motor yang pernah saya miliki, semuanya saya gunakan lebih dari 7-8 tahun sampai umur ekonomisnya habis. Motor yang terakhir, saya beli di tahun 2012 dan masih saya gunakan sampai sekarang, artinya, sudah lebih dari 10 tahun motor ini saya gunakan.
Langkah keempat, hanya membeli barang-barang yang kita butuhkan, bukan semata yang kita inginkan.
Langkah kelima, naikkan jumlah tabungan kita setiap tahun seiring dengan naiknya penghasilan kita. Ketika jumlahnya mulai cukup, konversi ke emas. Jika tabungan emas kita cukup besar, maka konversi ke properti.
Nantinya, hasil investasi ini bisa dialokasikan untuk keperluan lain, seperti umrah atau haji. Memang tidak mudah terutama di awal, butuh pengorbanan besar di 5-10 tahun pertama. Saya bahkan baru bisa mengajak mudik istri ke kampung halaman setelah 6 tahun menikah. Namun akumulasi waktu dan konsistensi ini membuahkan reward yang sepadan.
Terakhir, yang tidak kalah penting adalah infak. Pemilik akun @ibunnyakayyis pun melakukan hal yang sama. Ia meyakini, dengan berinfak bisa menjauhkannya dan keluarga dari marabahaya. "Di sini aku tekankan lagi, aku fokus perbanyak zikir dan infak, itu menjaga kita dari hal-hal yang enggak diinginkan. Setiap gaji yang kita dapatkan, pertama kali yang dikeluarkan adalah infak untuk menjaga kita dari sakit dan marabahaya, dan alhamdulillah aku merasakan rasanya," ujar ibu muda ini.
Jadi.., beli mobil, punya rumah dan staycation dengan penghasilan terbatas, bukanlah mimpi. Semua bisa di mulai dari konsistensi kita menjaga gaya hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H