Materi pembelajaran difokuskan pada mata pelajaran atau mata kuliah utama, yang fokus pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan jenjang dan jurusan siswa. Pembelajaran setiap hari, dapat dikombinasikan antara antara kegiatan fisik dan pembelajaran yang sesuai kurikulum yang sudah didesain oleh pengajar dan siswa. Durasi belajar setiap hari, tidak lebih dari 6 jam, bahkan 4 jam maksimal sudah lebih dari cukup. Tatap muka online bisa diminimalisir dengan pertemuan singkat selama awal dan akhir minggu saja, di mana pada awal minggu pengajar memberikan instruksinya, di akhir minggu mengevaluasi secara periodik. Hal-hal yang tidak terjawab, barulah dibahas dalam kelas tatap muka online, yang itupun, tidak harus dilakukan dalam durasi panjang.
Kegiatan sekolah setiap harinya, bisa dilakukan dengan kombinasi kegiatan fisik, riset-riset kecil yang bisa mereka lakukan sesuai instruksi pengajar, serta pemberian modul-modul pembelajaran untuk di eksplorasi. Sumber pembelajaran bisa dari berbagai referensi, tidak harus buku sekolah. Kegiatan extrakurikuler ataupun OSIS, bisa ditinjau seberapa pentingnya untuk diadakan, karena sejumlah kegiatan yang di rancang, bisa saja dikombinasikan satu sama lain dengan mata pelajaran yang ada.
Tentu artikel ini terlalu sederhana sebagai rujukan, namun penulis mengharapkan, tulisan ini bisa jadi draft awal untuk dikembangkan lebih lanjut, dan menjadi acuan bagi guru, instruktur atau dosen dalam merancang program pembelajaran kepada siswa-siswinya. Jika dilakukan dengan tepat, saya cukup percaya, bahwa sistem pembelajaran jarak jauh pun, dapat menjadi media transfer ilmu yang tak kalah hebatnya dengan tatap muka secara langsung.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H