Penelitian menunjukkan bahwa dukungan orang tua secara signifikan mempengaruhi kepercayaan diri dan kualitas hubungan anak-anak, terutama ketika anak-anak mengejar mimpi yang berbeda dari harapan keluarga. Studi menunjukkan bahwa dukungan pragmatis dari orang tua meningkatkan kepercayaan remaja pada diri mereka di masa depan, yang mengarah pada efikasi diri dan aspirasi yang lebih baik(Zhu et al., 2014) (Nafiah & Izzaty, 2024). Ini menunjukkan bahwa cinta yang didedikasikan untuk mendukung perkembangan anak secara utuh—baik fisik, emosional, intelektual, maupun spiritual—akan memberikan hasil yang positif dalam jangka panjang.
Selain memberikan dukungan, dedikasi dalam mencintai remaja juga berarti memberikan mereka kesempatan untuk belajar dari kesalahan. Orang tua yang penuh cinta tidak akan terlalu melindungi anak-anak mereka dari kegagalan atau kekecewaan. Sebaliknya, mereka akan membiarkan anak-anak mengambil risiko yang wajar, menghadapi kegagalan, dan belajar dari pengalaman tersebut. Sebagaimana Allah SWT memberikan ujian kepada hamba-Nya untuk memperkuat iman dan keteguhan hati mereka, begitu pula orang tua yang berdedikasi akan membimbing anak-anak mereka untuk menjadi lebih kuat melalui pengalaman hidup, termasuk menghadapi kesulitan.
Contoh praktisnya adalah ketika seorang anak gagal dalam ujian atau tidak berhasil dalam kompetisi yang mereka ikuti. Orang tua dan pedidik yang penuh dedikasi tidak akan marah atau mengecewakan anak, tetapi akan berkata, “Ini adalah bagian dari perjalananmu. Kegagalan ini bukan akhir, tapi pelajaran yang berharga. Kami di sini untuk mendukungmu, dan kami tahu kamu bisa bangkit dan menjadi lebih baik.” Sikap seperti ini menunjukkan cinta yang tidak bersyarat dan memberikan anak-anak kepercayaan bahwa mereka tidak sendiri dalam menghadapi tantangan hidup.
Penutup, cinta kepada remaja adalah tentang dedikasi yang penuh kesabaran, pengorbanan, dan ketulusan. Orang tua yang mencintai anak-anak mereka dengan dedikasi tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga emosional dan spiritual. Mereka memberikan bimbingan yang bijaksana, mendukung impian anak, dan memberikan ruang bagi anak-anak untuk belajar dari kesalahan mereka. Cinta yang penuh dedikasi adalah cinta yang tidak pernah lelah memberi, bahkan ketika tantangan muncul, karena cinta itu berakar pada tujuan yang mulia: membantu anak-anak menjadi pribadi yang berakhlak mulia, kuat, dan mandiri dalam menjalani kehidupan yang diridhai Allah SWT.
Allahu a`lam.
Sobat pendidik, bila menemukan ketidak sesuaian mohon koreksinya..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H