Mohon tunggu...
Arif Prabowo
Arif Prabowo Mohon Tunggu... Administrasi - UIN KH Abdurrahman Wahid, Yayasan Al Ummah, PAUD IT/ TKIT/ SDIT Ulul Albab, SMP/SMA IT Assalaam Boardinng School

Menyukai pengelolaan Sumber Daya Manusia, Keluarga, Keayahan, masih belajar pendidikan yang bijak di era berlimpahnya informasi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mendidik Anak Tangguh, Melalui Pengasuhan Islami

23 Agustus 2024   11:00 Diperbarui: 23 Agustus 2024   11:02 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Bismillah,

Dalam perjalanan kehidupan ini, salah satu tanggung jawab terbesar kita sebagai orang tua adalah membentuk anak yang tangguh. Anak yang tidak hanya mampu bertahan menghadapi ujian, tetapi juga yang mampu berkembang, tumbuh, dan tetap teguh pada prinsip-prinsip Islam. Ketangguhan ini, atau bisa d isebut sebagai inner strength, adalah hasil dari proses pengasuhan yang penuh cinta, keteladanan, dan keikhlasan.

Mengapa ketangguhan penting? Dalam Islam, ketangguhan bukan sekadar tentang kemampuan bertahan, tetapi juga tentang bagaimana kita sebagai hamba Allah tetap berjalan di jalan yang benar meskipun menghadapi rintangan. "Ketangguhan adalah keimanan yang diberi sayap." Artinya, iman yang kuat akan menuntun anak-anak kita untuk terbang tinggi di tengah badai kehidupan.

Iman yang kuat menjadi landasan utama dalam membentuk anak yang tangguh. Seperti yang diajarkan oleh Syaikh Muhammad Al-Ghazali, bahwa "Pendidikan iman adalah kunci utama dalam membangun karakter yang kuat dan tangguh." Iman yang kokoh akan menanamkan keyakinan dalam diri anak bahwa setiap cobaan yang datang adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar. Ketika anak-anak kita memahami ini, mereka akan memiliki mental yang kuat dalam menghadapi berbagai situasi.

Namun, iman saja tidak cukup. Kita juga harus mengajarkan anak-anak tentang pentingnya kesabaran dan ketekunan. Seperti pesan nabi dari riwayat ibnu mas’ud tentang sabar kurang lebih menyampaikan Ashobru nisful iiman  "Kesabaran adalah separuh dari iman." Bagi orang tua, selain juga berlatih sabar untuk diri sendiri perlu pula mengajarkan kesabaran kepada anak,  karena kesabaran adalah pelajaran hidup yang harus kita tanamkan dalam hati anak-anak kita sejak dini. Tanpa kesabaran, anak akan mudah putus asa, kehilangan arah, dan akhirnya kehilangan kesempatan untuk tumbuh menjadi pribadi yang tangguh.

Salah satu cara untuk mengajarkan kesabaran dan ketangguhan adalah dengan memberikan mereka tanggung jawab. Seperti yang disampaiakan kalau tidak salah  oleh belia Dr. Zakiyah Daradjat, "Anak yang dibiasakan dengan tanggung jawab akan belajar tentang nilai usaha dan hasil." Memberikan tanggung jawab kepada anak sejak dini, misalnya dengan tugas-tugas rumah yang sederhana, akan membantu mereka memahami bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi. Ini bukan hanya tentang disiplin, tetapi juga tentang membentuk karakter yang mandiri dan bertanggung jawab.

Sebagai orang tua, kita juga harus menjadi teladan dalam hal ketangguhan. Anak-anak belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menunjukkan ketangguhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Bahwa , "Ketangguhan adalah cerminan dari hati yang teguh dalam iman dan kuat dalam kesabaran." Dengan menjadi contoh, kita membantu anak-anak kita untuk memahami dan menginternalisasi nilai-nilai ini dalam diri mereka sendiri.

Membangun Anak yang Tangguh melalui Keterampilan Hidup dan Dukungan Emosional

Selain membangun iman dan karakter melalui keteladanan, penting juga bagi kita sebagai orang tua untuk memperlengkapi anak-anak dengan keterampilan hidup yang akan membantu mereka menghadapi berbagai tantangan dunia. Keterampilan ini, yang mencakup pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan manajemen emosi, adalah bagian dari ketangguhan yang akan menjadi bekal  dalam menjalani kehidupan mereka.

"Ketangguhan adalah kombinasi antara iman yang kuat dan keterampilan yang mumpuni." Anak-anak perlu diajarkan untuk berpikir kritis dan kreatif, untuk mencari solusi dari setiap masalah yang mereka hadapi. Ini bukan hanya tentang mengatasi masalah, tetapi juga tentang melihat setiap tantangan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang.

Contohnya, ketika anak menghadapi kesulitan dalam belajar, alih-alih menyelesaikan masalah untuk mereka, kita sebagai orang tua seharusnya membimbing mereka untuk menemukan solusi sendiri. Ini bisa dimulai dari hal-hal sederhana, seperti mengajarkan mereka untuk merencanakan waktu belajar, atau memberikan tantangan kecil yang bisa mereka atasi sendiri. "Anak yang dilatih untuk berpikir dan bertindak mandiri sejak dini akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan percaya diri," kata Dr. Ali Abdul Halim Mahmud.

Namun, di balik semua itu, kita juga harus sadari bahwa anak-anak membutuhkan dukungan emosional yang kuat dari kita. Ketangguhan bukan berarti anak harus menghadapi segala sesuatu sendirian. Sebaliknya, ketangguhan yang sehat adalah ketika anak merasa didukung dan dicintai, meskipun mereka harus menghadapi berbagai rintangan. Seperti yang diungkapkan oleh Syaikh Muhammad Mutawalli Sya'rawi, kurang lebih "Hati yang penuh dengan kasih sayang adalah benteng terkuat bagi ketangguhan."

Dukungan emosional ini bisa kita berikan melalui komunikasi yang terbuka dan penuh kasih. bahwa "kata-kata yang penuh cinta dan dorongan adalah sumber kekuatan bagi anak-anak kita."kita upayakan keluar dari lisan kita.  Luangkan waktu untuk mendengarkan anak, memahami perasaan mereka, dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan. Dengan begitu, mereka akan merasa aman dan didukung dalam setiap langkah mereka. Ayah Irwan Rinaldi pemerhati keayahan, pernah memberi tips berkomunikasi dengan anak anak kita yang remaja, kita perlu meminjamkan 70 % mulut kita kepada anak kita , dan pijam telinga 70% dari anak kita, artinya perbanyak kita mendengar dari anak anak kita, dan sedikitkan berbicara saat kita berbicara dengan anak kita.

Selain itu, kita juga harus mengajarkan anak-anak untuk mengelola emosi mereka dengan bijak. Rasulullah SAW memberikan teladan yang luar biasa dalam hal ini. Beliau mengajarkan kita untuk selalu tenang, sabar, dan tidak mudah marah. Anak-anak perlu diajarkan bahwa emosi adalah bagian dari kehidupan, tetapi bagaimana mereka mengelola emosi tersebut akan menentukan bagaimana mereka menghadapi tantangan.

Harapannya dengan pendekatan menggabungkan pendidikan iman, keterampilan hidup, dan dukungan emosional, kita dapat membantu anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, yang mampu menghadapi setiap tantangan dengan keberanian, kebijaksanaan, dan keyakinan yang kokoh kepada Allah SWT. Inilah target pengasuhan kita, membentuk generasi yang tidak hanya kuat secara fisik dan mental, tetapi juga memiliki ketangguhan spiritual yang luar biasa.

Allahu A`lam bishowwab, Insya Allah bersambung.

Sobat sobat budiman,  beri masukan bila opini saya ada yang salah.. terimakasih. Masih belajar menjadi ayah yang bijak bagi anak anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun