Mohon tunggu...
Arif Prabowo
Arif Prabowo Mohon Tunggu... Administrasi - UIN KH Abdurrahman Wahid, Yayasan Al Ummah, PAUD IT/ TKIT/ SDIT Ulul Albab, SMP/SMA IT Assalaam Boardinng School

Menyukai pengelolaan Sumber Daya Manusia, Keluarga, Keayahan, masih belajar pendidikan yang bijak di era berlimpahnya informasi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mendidik Anak Tangguh, Melalui Pengasuhan Islami

23 Agustus 2024   11:00 Diperbarui: 23 Agustus 2024   11:02 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Namun, di balik semua itu, kita juga harus sadari bahwa anak-anak membutuhkan dukungan emosional yang kuat dari kita. Ketangguhan bukan berarti anak harus menghadapi segala sesuatu sendirian. Sebaliknya, ketangguhan yang sehat adalah ketika anak merasa didukung dan dicintai, meskipun mereka harus menghadapi berbagai rintangan. Seperti yang diungkapkan oleh Syaikh Muhammad Mutawalli Sya'rawi, kurang lebih "Hati yang penuh dengan kasih sayang adalah benteng terkuat bagi ketangguhan."

Dukungan emosional ini bisa kita berikan melalui komunikasi yang terbuka dan penuh kasih. bahwa "kata-kata yang penuh cinta dan dorongan adalah sumber kekuatan bagi anak-anak kita."kita upayakan keluar dari lisan kita.  Luangkan waktu untuk mendengarkan anak, memahami perasaan mereka, dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan. Dengan begitu, mereka akan merasa aman dan didukung dalam setiap langkah mereka. Ayah Irwan Rinaldi pemerhati keayahan, pernah memberi tips berkomunikasi dengan anak anak kita yang remaja, kita perlu meminjamkan 70 % mulut kita kepada anak kita , dan pijam telinga 70% dari anak kita, artinya perbanyak kita mendengar dari anak anak kita, dan sedikitkan berbicara saat kita berbicara dengan anak kita.

Selain itu, kita juga harus mengajarkan anak-anak untuk mengelola emosi mereka dengan bijak. Rasulullah SAW memberikan teladan yang luar biasa dalam hal ini. Beliau mengajarkan kita untuk selalu tenang, sabar, dan tidak mudah marah. Anak-anak perlu diajarkan bahwa emosi adalah bagian dari kehidupan, tetapi bagaimana mereka mengelola emosi tersebut akan menentukan bagaimana mereka menghadapi tantangan.

Harapannya dengan pendekatan menggabungkan pendidikan iman, keterampilan hidup, dan dukungan emosional, kita dapat membantu anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, yang mampu menghadapi setiap tantangan dengan keberanian, kebijaksanaan, dan keyakinan yang kokoh kepada Allah SWT. Inilah target pengasuhan kita, membentuk generasi yang tidak hanya kuat secara fisik dan mental, tetapi juga memiliki ketangguhan spiritual yang luar biasa.

Allahu A`lam bishowwab, Insya Allah bersambung.

Sobat sobat budiman,  beri masukan bila opini saya ada yang salah.. terimakasih. Masih belajar menjadi ayah yang bijak bagi anak anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun