Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku yang Terdiam Membisu

26 Maret 2021   01:16 Diperbarui: 26 Maret 2021   01:26 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika sekali menatap
Tembus pandang, yang terlihat hanya permukaan
Jika berkali-kali menatap
Kau akan tahu, ada sekian banyak ranting dan semak
Lengkap dengan duri yang siap menyakiti dan membuat sesak

Sungguh tak ada jaminan teriakannya terdengar lagi
Keluh kesah akan aku dengar sendiri

Aku harus bagaimana?
Menjelaskan secara detail sepertinya akan sia-sia
Cara pandang
Cara memandang
Cara menganggap gampang
Cara mendapatkan keajaiban
Bagai siang dan malam

Jika aku diam saja
Ini juga sebuah kesalahan!

Segenggam beras jelas tak sama dengan segudang gabah kering

Seperti musim panen, harusnya burung pipit pun sempat berpesta
Nyatanya ia juga menahan lapar karena kebanjiran

Walau aku bukan bagian dari mereka, aku adalah pendamping pelaku utama
Hari-hari bersentuhan dengan airmatanya

Aku harus bagaimana?
Jika aku diam
Jelas sebuah kesalahan!

Sementara aku berpikir keras
Satu persatu saudara-saudaranya berlalu
Aku kini sendiri
Terdiam dan membisu

Tb, 26 Maret 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun