Sepintas mirip banget dengan tebu. Batangnya berbuku-buku. Sementara di bawah buku-bukunya diselimuti oleh sesuatu yang mengkilat seperti lilin.
Daunnya juga persis daun tebu, cuma bedanya daun gelagah ini pinggirannya sangat tajam. Sedikit saja kena guratan pada kulit dipastikan terluka, dan rambut-tambutnya akan menusuk kulit, disamping berdarah rasanya juga sangat sakit.
Karena meninggalkan bagian daunnya dalam kulit jika dibiarkan bisa mengakibatkan pembengkakan walau dalam ukuran kecil. Dan berujung pada bernanah. Setelah bentuk yang mirip bisul kecil itu mengeluarkan nanah barulah sakitnya berkurang dah kulit akan mengoreng.
Setelah googling baru saya tahu ternyata gelagah menyebar luas di semua benua kecuali Antartika, di kawasan tropika dan ugahari. Ia didapati di Eropa tenggara; di wilayah ugahari benua Asia (Asia Tengah, Asia Barat, Arabia, Tiongkok, dan Asia Timur); Asia tropis (India, Indochina, kawasan Malesia, dan Papuasia); Australia; kepulauan Pasifik; serta Amerika Tengah.
Di Indonesia, spesimen herbarium diperoleh dari Sumatra, Krakatau, Jawa, Madura, Sulawesi, Timor, Ternate, dan Halmahera. (Wikipedia)
Di sebagian daerah di Indonesia batang gelagah sudah banyak dimanfaatkan. Seperti di ternate, batang gelagah dimanfaatkan untuk pagar. Ada juga yang memanfaatkannya untuk tirai buluh (kerai). Persis tak ada rotan, gelagah pun jadi.
Karena batangnya tak berongga, jadi ketahanannya juga lama. Dan mengkilatnya batang tersebut asli. Tinggal pernis sedikit sudah nampak keindahannya.
Ada pun manfaat lain dari gelagah, pucuknya dapat dijadikan makanan ternak, terutama sapi. Kuncup bunga mudanya persis jagung muda bisa dimasak seperti memasak jagung muda.
Sementara daun keringnya dianyam bisa digunakan untuk atap. Persis seperti atap rumbiya dan nipah. Kualitasnya juga tak kalah.
Yang paling istimewa dari pemanfaatan gegalah adalah tumbuhan ini mampu menahan erosi. Tumbuhnya sangat mudah dan berkembang sangat cepat. Setiap ruas jika tersentuh tanah akan mengeluarkan akar. Sifat akae tinggal inilah yang mengikat pasir dan tanah dari air.
Jadi begitu tumbuh di tepian sungai, saat air tersebut pasang dan dalam maka ruas-ruaa gelagah akan tumbuh akan dan mengikat pasir dan tanah serta di bagian itu juga tumbuh cabang batang baru. Demikianlah seterusnya, sehinga semakin sehari akan sebakin banyak dan lebat. Kalau menjorok ke sungai, dipastikan jorokannya lambat laun menjadi daratan (tepian sungai).