Kubu-kubu Saling Menderu
Gerbang-gerbang pertahanan, berlapis baja, kunci sengaja dibuang hingga tak bisa terbuka
Ia bukan orang Rimba, suku Kubu dari Sumatera, Anak Dalam tersisih dalam keterasinganya, kuat menjaga budiluhur tetuanya
Jika hanya pagar kayu berlapis tanah, serangan datang hanya sekali hantam, porakporanda tak bersisa
Saat angin ribut hengkang dari pendengaran, targanti mesin-mesin olahan. Cerobong asap tinggi selalu mengepul tak mengenal hari. Di tempat inilah deru dimulai.
Menyebar berarak, rapi persis barisan tujuhbelasan. Membawa bendera, menyerahkan pada kepala negara. Kita semua hidmat hadir di seluruh penjuru nusantara
Kalau gelombang besar akan pecah setelah menghantam karang, tidak halnya dengan kubu yang alang kepalang. Sebentar lengah, gerbang berserta penghuninya pindah haluan.
Kita yang punya telinga mendengar deru desingnya. Kita yang punya mata menyaksikan geliat penabuh suara.
Kubu bukan lagi benteng pertahanan, melainkan jadi senjata untuk menyerang. Minimal atas mana, untuk sebuah dukungan.