Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Indahnya Mengenang Masa Lalu

11 Maret 2021   00:52 Diperbarui: 11 Maret 2021   00:58 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangankan ada tabungan, malah simpanan ludes termakan. Ini gara-gara ingin mempraktikkan ilmu dari bangku sekolah.

Ia pun kembali menjadi penjual sayuran. Kali ini sudah ada kemajuan. Tidak lagi dengan pikulan melainkan dengan sepeda pancal. Lebih ringan, jarak tempuh keliling juga bisa lebih jauh. Untungnya kian banyak, karena barang yang dibawa juga bertambah banyak.

Lantas mengapa berhenti jadi penjual sayuran?

Di mulai dengaj kerusuhan 98, malam atau menjelang pagi kondisi tidak memungkinkan untuk belanja ke pasar pagi. Kondisi ini berlangsung berminggu-minggu, maka aku mencoba berjualan mainan anak-anak.

Beli mainannya borongan. harganya sangat murah. Anak sekolahan sangat suka mainan. Jajannya hampir semua dibelanjakan mainan. Setiap hari mereka kerjanya hanya belanja mainan.

Dari penjualan ini aku mendapat untung banyak, hingga akhirnya rumahku selesai aku bangun. Anakku bisa sekolah. Kebutuhan rumah tangga tak ada yang kekurangan.

Salah satu jualan paling rame adalah berjualan di depan sekolah. Waktu yang diperlukan sangat sedikit tapi uuntungnya besar.

Lalu mengapa akhirnya berhenti jualan mainan?

Nah, inilah masalahnya. Anak sekolah sudah mengenal hp. Mereka tidak lagi suka mainan tradisional. Barang dagangan dilrik pun tidak. Jadi sehari demi sehari modal habis jadi tambal buat makan.

Akhirnya aku berhenti jualan mainan.

Ia terus saja bercerita segala macam pengalaman hidupnya. Sambil sekali-sekali ia bertanya tentang masa depan. Bagaimana nasibnya anak sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun