Memang boleh? Mendengar kata maaf saja, tidak apa-apa sebenarnya. Namun saat sambungan kalimatnya berbunyi, "Saya mau mengeritik...." Pasti raut mukanya berubah. Rasa tidak suka spontan terlihat. Akhirnya terpaksa deh, keritikannya tidak jadi dilontarkan.
Wacana di atas, kira-kira siapa yang pernah mengalami? Saya pribadi pernah mengalami keduanya. Pertama dahulu saya lakukan pada atasan saya. Eh, ternyata begitu jadi atasan saya kena batunya. Diperlakukan sama. Dengan kalimat yang sama pula.
Menjadi atasan di mana pun tempatnya akan disebut sebagai prmimpin. Sementar pemimpin yang ideal adalah;
Pertama, harus cerdas. Kecerdasan adalah titik tentu yang idealnya harus dimiliki oleh seorang pemimpin dan merupakan penentu seberapa baik langkah yang diambil jika dihadapkan pada masalah.
Baca Juga: Pokoke Aku Ra Melu...
Pemimpin mampu membawa diri dengan keunggulan berfikir dan peka terhadap hal-hal sekitar. Dengan kecerdasan akan mampu berfikir luwes dan memiliki ide-ide segar untuk keberlangsungan organisasinya.
Ke dua, bertanggung jawab. Pemimpin ini menanggung efek dari segala keputusan yang timbul akibat tindakan yang telah dilaksanakan. Pengambilan keputusan terhadap cara kerja tidak diputuskan dengan tidak tergesa-gesa.
Salah satu ciri bertanggung jawab adalah tetap teguh dan mampu berfikir taktis untuk menerima segala resiko yang timbul dari keputusan yang diambil.
Ke tiga, dapat dipercaya. Karakter ini akma sangat menentukan seberapa berhasilnya seorang pemimpin dalam menggerakkan anggotanya dan bijak dalam mengambil keputusan.
Kebiasaan pemimpin yang dapat dipercaya yang tanpa perlu berfikir ulang dan mampu mendamaikan hati semua anggota. Dengan begitu setiap anggota akan merasa lebih terpacu untuk menyatukan hati dan menciptakan keseragaman organisasi demi terciptanya keutuhan.
Ke empat, jujur. Kejujuran tidak lahir sertam merta. Jika kejujuran sudah melekat erat dalam diri seseorang tentunya menjadi point khas yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.