Kalau memberikan opini politik kemudian menyesatkan dan malah membuat kegaduhan berarti bukan kebaikan yang tercapai. Salah-salah malah jadi kericuhan yang merugikan. Membesar-besarkan sesuatu yang sebenarnya tak besar, pasti akan membuang-buang waktu. Baik pembaca maupun penulisnya. Manfaatnya apa coba?
Jika politik dipandang sebagai hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara. Setiap lembaga pemerintah sudah memiliki lembaga tersendiri yang mengawasi jalannya roda pemerintahan. Jika ada pelanggaran ada badan yang akan menegur dan memberikan peringatan hingga sanksi memberatkan. Masalahnya lembaga itu jalan tidak?
Manakala politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat. Lah, orang seperti aku mana punya kekuatan dan dukungan untuk mempertahankan kekuasaan. Berkuasa saja tidak. Ha ha ha...
Dan yang terakhir pada saat politik diyakini sebagai segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik. Ada badan dan lembaga negara yang berwenang penuh di bidang ini. Mereka bertugas merencanakan, melaksanakan, kemudian melakukan evaluasi.
DPR yang jadi tangan untuk kita wakilkan segala aspirasi. Jika pilihan kita pada anggota DPR yang ada ternyata tidak mampu mewakili suara kita. Nanti jangan dipilih lagi. Gampang! Tapi ini pendapatku, orang lain boleh berpendapat beda. Tak mengapa....
Aku, termasuk kamu (pembaca; maksudnya) jika tak paham banget seluk beluk perpolitikan sudah deh, jangan coba-coba bermain politik baik dalam bentuk tulisan dan unggahan lain. Mending unggah apa yang memang benar-benar kita kuasai.
Begitu Brow, jadi kalau aku diminta nulis artikel politik. Moh, pokoke aku ra melu-melu! Titik. Soal artikel politik, serahkan sama ahlinya saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H