Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Reunian Tak Sengaja di Pangkalan Ojek Perlimaan

31 Januari 2021   00:14 Diperbarui: 31 Januari 2021   00:47 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kumparan Imbas Corona, Ojek Pangkalan di Mamasa Sepi Penumpang - kumparan.com

Teman SD ku tadi lantas mendekatiku dan berbisik, "Lah seratus ribu tadi mana?" Sambil lagi-lagi menepuk bokongku.

Aku pun beringsut dari tempat itu, ia ngintil di belakangku. Dua ratus ribu melayang dari dompetku. Tanda ketemu teman lama. Tak mengapa, itung-itung reunian saja.

Melihat aku mengeluarkan uang dan memberikan kepada teman SD ku. Teman satu kampungku minta jatah juga ternyata. Tak mengapa, sekalian saja. Lima puluh ribu pun masuk ke saku bajunya.

Sambil pergi meninggalkan tempat itu aku berpikir, ternyata sejak kecil seseoarang telah dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan oleh Yang Maha Kuasa.

Temanku, ia nakal dan sangat pemberani. Mungkin itulah yang dijadikannya kekuatan untuk menjalani hidupnya. Hidup dari kerja keras, hasilnya habis di meja pertaruhan.

Lingkungan tempat tinggalnya yang keras memaksa ia beradaptasi. Hasilnya, kekerasan menjadi perilaku kehidupan selanjutnya. Siapa yang akan menyangka bahwa roda kehidupan begitu berputar. Kadang ada yang di atas. Kadang ada yang di bawah. Setiap sosok peluka telah terisi dengan kemampuan keterampilan adaptasi.

Begitu juga teman-teman lain yang semenjak kecilnya telah rajin berjualan keliling. Orangtuanya, karena kondisi ekonomi mengharuskannya menjajakan es lilin keliling kampung. Begitu ketemu sekian puluh tahun berikutnya ternyata telah berhasil menjadi pelaku usaha uang mapan.

Ada juga yang suka berkelahi, masa dewasanya menjadi satpam di sebuah perusahaan, dan lain-lain contoh teman-temanku yang tak dapat aku sebutkan satu persatu.

Begitulah perjalanan panjang sebuah kehidupan, yang kata orang, 'hidup hanya sementara'. Namun untuk bekal kehidupan yang sementara ini, Yang Kuasa tak lupa selipkan bekal sejak masa kecilnya berupa kecenderungan dan lingkungan sekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun