Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Sungguh! Aku Tidak Menulis untuk Makan

24 Januari 2021   13:41 Diperbarui: 24 Januari 2021   18:53 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa tau, ketika selesai membaca apa yang telah kita tuliskan perilaku dan kebiasaannya menjadi lebih baik. Kita tidak akan tahu seberapa besar pengaruh karya tulis kita mempengaruhi diri sendiri dan orang lain.

Lantas apa sih yang perlu dipersiapkan?

Keterampilan menulis bukan pekerjaan instan. Hari ini belajar menulis, esok pagi sudah berkibar. Butuh keuletan, kesabaran, dan yang pasti dedikasi yang tinggi menanamkan dalam hati bahwa yang telah kita tulis mampu mempengaruhi dan merubah menjadi lebih baik. Terutama untuk diri sendiri, syukur-syukur untuk orang lain.

Oleh karena itu yang perlu dipersiapkan dan terus menerus dikembangkan adalah keterampilan, pengetahuan mendalam tentang topik yang menjadi bahan tulisan, mengulas gagasan dari pengalaman. Di samping itu wawasan harus ditingkatkan caranya dengan banyak membaca. Apa saja! Metode dan cara menulis sampai pada ilmu pendukungnya.

Menulis dengan mood memang diperlukan. Tapi tidak hanya menulis jika sedang mood. Mood tidak akan datang dengan sendirinya. Ibarat ikan asin, ia perlu garam sebagai pemicunya. Setelah itu disiplin menjadi pondasi utama di atas segalanya.

Ide tidak datang cuma-cuma. Dengan banyak menggali informasi dari bahan bacaan, dari sebuah pertunjukan baik dalam kehidupan nyata maupun yang ada di media.

Ingat! Untuk memulai sesuatu yung sangat penting adalah pede, percaya diri. Meskipun mulanya apa yang kita tuliskan hanyalah sesuatu yang mirip dengan ocehan ngelantur, suatu saat akan berubah menjadi pandangan hidup dan diikuti oleh orang lain jika kemasan bagus.

Rahasianya, jika Anda tertawa saat menulisnya, pembaca pun akan tertawa membacanya. Jika air mata menetes tak terasa saat sebuah karya tulis sedang dikerjakan. Pembaca pun mungkin akan terharu membaca tulisan kita.

Demikianlah, aku memang tidak menulis untuk makan. Tapi menulis untuk berbagi rasa, berbagi pengalaman, dan berbagi apa saja yang layak dibaca.

Emangnya bisa tulisan dimakan? Nasi kaleesss!
Yang dimakan itu roti cokelat, pasti nikmat. Wkwkwkwwk....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun