Menjelang banjir dera, pemulung termasuk tang ketiban rejeki. Banyak perabot rumah tangga yang rusak dan dibuang pemiliknya. Pemulung hapal betul kondisi ini. Apalagi di kompleks perumahan mewah, sangat banyak di depan rumah mereka ditemukan peralatan elektronik parkir di depan pagar.
Disamping itu meblair rumah yang sangat mahal harganya pun tidak sanggup dibersihkan pemilik rumah kemudian dibuang.
Kedua belah pihak tentu sangat diuntungkan. Pemilik rumah tak repot-repot mencari dan mendatangi tempat sampah. Gerobak milik pemulung sudah siap mengangkut barang-barang tersebut.
Malah tak sedikit dari pemulung yang di samping mendapatkan barang bekas tersebut juga mendapat uang sekedarnya dati tuan rumah sebagai tanda terimakasih barangnya ada yang menyingkirkan dari pekarangannya.
Demikianlah berkah karena banjir. Dengan tak melupakan belasungkawa betapa sengsaranya memiliki rumah yang kebanjiran. Malam dingin dan sulit bergerak. Apalagi di tenda pengunsian, sangat sedih rasanya.
Namun dibalik setiap kejadian pasti ada hikmah yang bisa diambil. Satu kesulitan diapit oleh dua kemudahan. Badai pasti berlalu. Mereka yang cerdas memanfaatkan setiap peluang mampu menjadikan bencana berkah bagi kehidupannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H