Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dua Saudara Pencuci Sepeda Motor

15 Januari 2021   23:30 Diperbarui: 15 Januari 2021   23:47 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demikian juga, hanya untuk 200 rupiah ibu penjual "untuk" harus teriak-teriak keluar masuk gang menawarkan barang jajanan.

Bagaimana dengan kalian," kata Pakde.

Mereka cuma senyum cengar cengir. Hari itu adalah hari pertama mereka menginjakkan kaki mereka di kota, seumir hidupnya.

Biasanya ketika ada yang datang mencucikan kendaraan (mereka punya tempat pencucian kendaraan di samping rumahnya di desa) lebih banyak ditolak daripada diterima. Padahal satu kendaraan yang dicuci mereka sambil bercanda saja sudah mendapatkan 15.000 rupiah. Hanya butuh setengah jam.

"Beginilah kehidupan di kota. Harus kerja keras, harus tahan banting, harus sabar, harus gigih dan membuang rasa malu. Coba di desa, gimana kabarnya tempat pencucian kendaraan kalian?" tanya Pakde.

Mereka tersipu merasa malu. Selama ini telah malas dan terlalu meremehkan pekerjaan.

Maka sepulang dari kota tempat neneknya, dua saudara ini tidak pernah lagi terdengar menolak jika ada orang yang datang meminta jasa untuk dicucikan kendaraan motor mereka. Tidak sperti biasa, kapan mau saja atau butuh uang jajan untuk beli pulsa baru motor yang datang minta dicucikan dikerjakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun