Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Buaya Somplak yang Bikin Heboh

1 Januari 2021   17:18 Diperbarui: 1 Januari 2021   17:23 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang-orang yang ada di sekitaran itu menanti jawabannya. Semua mata mengarah kepadaku.

"Orangnya bercerita disbar buaya itu di mana?"

"Katanya di sungai Pendamaran. Ini sungai Pendamaran kan?"

"Iya ini sungai Pendamaran. Tapi tak ada buaya di sini."

"Dia cerita begitu. Dengkulnya yang luka pun aku lihat."

Maka tampa sengaja aku tertawa. Orang-orang bingung. Padahal aku jarang ketawa.

"Kalau di sungai Pendamaran lain mungkin ada saja namanya buaya. Tapi buaya somplak. Di sini sejak berpuluh tahun lalu. Sejak jalan ini masih setapak. Pohon-pohon sebesar drum minyak tanah masih tumbuh dan lebat. Tak pernah terdengar ada buaya.

Sejak jembatan ini hanya batang kelapa hingga diganti dengan kayu ulin. Padahal setiap hari para penebang kayu menghanyutkan gelondongan layunya sampau ke sungai besar. Mereka lebih sering bermalam di pinggir sungai dari pada di rumah mereka tak pernah terdengar ada buaya.

Kalau ketemu ular sebesar batang kelapa sering. Juga ada macam yang berseliweran juga sering. Bahkan ada yang sering menyaksikan beruang kuning yang tak berkelapa pun ada yang bercerita. Tapi tak ada yang bercerita tenang buaya.

Sungai ini jika musim kemarau airnya sisa sedikit. Sejak dahulu begitu. Malah jika kemarau panjang air sungainya kering. Hanya ada aliran kecil yang terputus-putus. Jadi sungguh mustahil jika asa buaya di sungai.

Dahulu hutan begitu lebat, sementara sekarang hampir sebagian besar hutan di pinggir sungai sudah musnah. Hanya ada tanaman karet dan sawit. Sisanya paling-paling areal persawahan. Dan tiap hari ada petani yang menggarap kebun dan sawah mereka."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun