Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peringatan Pemerintah!

22 Desember 2020   05:37 Diperbarui: 22 Desember 2020   05:42 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam wikipedia, Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kewenangan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Artinya mulai dari urutan tertinggi  (presiden) hingga urutan terendah (RT) dan pranatanya kita sebut sebagai pemerintah. Masing-masing memiliki kewenangan untuk menerapkan hukum aerta perundang-undangan.

Kemudian, bawahan pemerintah yang biaa disebut rakyat dan warga memiliki kewajiban untuk mentaati apa yang menjadi peringatan pemerintah tersebut.

Mengingat implikasinya begitu mengikat, artinya pemberi peringatan haruslah memikirkan secara cermat dampak dan ekses terhadap peringatan tersebut. Setelah itu rakyat dan warga memiliki kewajiban taat dan menjalankannya.

Apa yang terjadi? Kita sebagai rakyat dan warga kini mulai acuh terhadap peringatan pemerintah. Menganggap bahwa pemerintah terlalu arogan, dalam kasus tertentu misalnya. Maka istilah "peringatan" pun diperhalus menjadi "anjuran pemerintah" walau secara substansi dan eksistensinya tidak identik sama.

Orang indonesia memang tidak suka dipaksa-paksa, Berkecenderungan untuk menentang. Walau masih banyak yang penurut.

Contoh paling kecil, ada peringatan pemerintah berupa larangan membuang sampah di sungai. Begitu banyak perda di setiap kota dan daerah, nyatanya di sepanjang sungai masih saja mengapung buntalan-buntalan plastik mengapung. Artinya, peringatan pemerintah tersebut tidak mempan.

Lalu ada yang tersinggung dan berkata, "Banyak koq yang taat. Tak membuang sampah di sungai. Hanya segelintir orang saja yang tak mematuhi. Tak bisa dipukul rata begitu."

Tetap saja! Kalau menurut saya sih, peringatan pemerintah tersebut kurang mendapat tanggapan. Bayangkan saja, jika jumlah pendudk dalam sebuah desa, misalnya 15 ribu sekian. Dan separonya masih suka membuang sampah di sungai. Pastilah air sungai tidak akan terlihat lagi. Dan yang terlihat hanyalah bungkusan plastik yang mengapung. Jadi biar pun sedikit, tetap aja ada warga yang tidak taat peringatan pemerintah.

Demikian juga dengan peringatan pemerintah yang lain. Keberhasilannya bukan tergantung dari seberapa banyak yang mematuhi dan mentaatinya. Karena sampai kiamat pun warga tak mungkin bisa seragam, taat dan mematuhi peringatan pemerintah.

Contoh lainnya lagi. Peringatan tentang bencana yang jelas-jelas akan membahayakan jiwa raga dan harta benda saja. Nyatanya ketika terjadi bencana ada saja korban yang berjatuhan. Dalam keadaan ini pasti ada warga yang cuek bebek terhadap peringatan tersebut.

Nah, kalau peringatan pemerintah tentang larangan merokok, larangan membuang sampah dan lainnya tidak semua rakyat dan warga mematuhinya tidah usah geram. Memang begitulah watak dasar manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun