Mohon tunggu...
Arif Nur Rokhman
Arif Nur Rokhman Mohon Tunggu... -

Activated by mobile phone

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tentang Outsourcing dan Sumpah Pocong PNS Pajak

8 April 2010   06:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:55 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tidak tahu apakah bapak yang merasa terhormat ini emosi atau tidak dalam 'keadaan sadar' dalam mengucapkan kata-kata ini. Bisa dilihat kan, ini seolah-olah nampak seperti perumpamaan :

Penerimaan versi Outsourcing - Penerimaan versi DJP = Uang yang dikemplang Pegawai Pajak

1000.000.000.000.000 - 900.000.000.000.000 = 100.000.000.000.000

Berarti yang dikemplang pegawai pajak adalah Rp 100 Trilyun (?)

yaaaa ampuunnn .. sebegitupendekkah pikiran anggota DPR ini ?? Memangnya tidak ada aspek-aspek lain yang bisa mempengaruhi penerimaan pajak?  Itu kan pasti di lakukan dalam beda tahun dan beda kondisi ekonomi. Mana bisa membandingkan dengan cara sesederhana itu ??

*hanya bisa geleng-geleng kepala mendengarnya*

Sedikit tambahan analisis dari penulis. Bahwa melihat dari fraksi apa yang bicara, hanya ingin menyimpulkan bahwa ini hanyalah upaya untuk menghancurkan DJP demi selesainya sebuah kasus pengemplangan pajak terbesar yang dilakukan sebuah perusahaan yang dimiliki oleh , hmmmmm siapa ya? Ga jadi menyimpulkan deh. hehehehe .. tau sendiri.

ada lagi tambahan sedikit

"Saya sarankan Pak Dirjen patut mempertimbangkan untuk melakukan sumpah pocong kepada pegawainya" Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Hanura Muray Darmansjah.

SUMPAH POCONG bayangkan!!! Anggota yang merasa terhormat itu menyuruh (dengan kata-kata "patut mempertimbangkan" juga) para Pegawai DJP untuk melakukan SUMPAH POCONG. Ckckck ketik c spasi d (minjem kata-kata bung minami hehehe :-) ). Pemusyrikan sejuta umat ini ! nggak mau ikut-ikut saya, Kebanyakan nonton film alm. suzanna mungkin ya. hihhiihi.. Tobat pak.. pak.. !!
Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun