Mohon tunggu...
arifnn lubis
arifnn lubis Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UINSU FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

HIDUP SETIAP HARI, MATI YANG SEKALI

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup sebagai Santriwan Santriwati

23 Februari 2021   10:10 Diperbarui: 23 Februari 2021   10:24 13340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alumni pesantren yang pernah menjadi seorang santri bercerita bahwa selama tinggal di ponpes "Kita mendapat kan pelajaran  bukan hanya saat diruang belajar bersama guru, kita bahkan mendapat lebih banyak pelajaran dari pergaulan dan kehidupan kita sehari-hari. Sebut saja teman yang menjadi kawan berinteraksi setiap hari, saat makan, bermain, belajar dan bahkan tidur bersama. Kita diajarkan untuk saling berbagi, saling mengerti satu sama lain, untuk ,menjadi seorang yang ringan tangan membantu sesama nya, baik secara materi atau hal lain yang bermanfaat yang bisa ia beri untuk orang sekitar."

Ada juga yang berpendapat sisi positif menjadi seorang santri adalah menjadi personal yang lebih prinsipil sebab sudah mempunyai fondasi religi yang lebih kuat. Berbekal ilmu-ilmu agama yang diserap selama menjadi santri akan menempah seorang santri memiliki pendirian yang lebih teguh sehingga tidak mudah tergerus arus zaman dan pergaulan. Meski bergaul dan berbaur dengan lingkungan yang tidak homogen ia tetap mampu membawakan diri tanpa perlu ikut atau berubah seperti mayoritas di lingkungannya.

Seorang santri bukanlah sosok yang kaku. Dia mampu memberikan warna dalam ranah pergaulan sosialnya. Santri bukan saja soal sarungan dan peci, melainkan seorang pelajar dan alumni dari pondok pesantren yang tetap membawa jati dirinya sebagai seorang santri meski visualnya berbeda. Tetap kokoh dengan syariat yang telah dipelajarinya setelah berinteraksi dengan masyarakat yang memiliki beragam karakteristik dan latar belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun