Mohon tunggu...
Arif Muhammad
Arif Muhammad Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulislah untuk keabadian

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Cerdas Berperilaku di Dalam Ketidakpastian: Beda Orang Beda Perilakunya

30 Juni 2020   22:59 Diperbarui: 30 Juni 2020   23:08 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun tidak semua orang menyadari di saat itu pula sebagian mereka yang lain belum tentu bisa melakukan serupa. Dikarenakan berbagai sebab dan problematika. Sayangnya, mereka yang belum bisa ini dianggap kurang mampu mengelola keuangannya secara baik dan cerdas. Kerap dilabeli tidak melek finansial.

Terkadang kita lupa bahwa 'setting' situasi baik internal maupun eksternal seseorang berbeda antara satu dengan lainnya. Sehingga standar mengenai bagaimana seharusnya perilaku dianggap cerdas tidak bisa serta merta dijadikan standar

Dalam hal ini kita akan sedikit berbicara mengenai bagaimana kita cerdas berperilaku sebagai individu hubungannya dengan stabilitas sistem keuangan.

Sebelum jauh, mari kita sedikit berbicara mengenai stabilitas sistem keuangan agar memiliki gambaran. 

Sistem keuangan merupakan suatu sistem yang di dalam terdapat berbagai entitas yang saling berinteraksi. Entitas tersebut adalah lembaga keuangan, pasar keuangan, infrastruktur keuangan, perusahaan non-keuangan dan rumah tangga.

Sistem keuangan ini yang mampu berfungsi dengan efektif dan efisien dan memiliki daya tahan yang baik terhadap keretanan baik internal maupun eksternal adalah sistem keuangan yang bisa dikatakan stabil.

Stabilitas sistem keuangan yang baik akan mampu memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomis secara nasional.

Di setiap negara, pasti memiliki sistem keuangan sendiri, dan memiliki Bank Sentral masing-masing. Bank sentral ini menjadi salah satu yang bertugas untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Termasuk di Indonesia, yang memiliki Bank Indonesia yang ambil bagaian dalam hal ini.

Melalui kebijakan makro prudensial, Bank Indonesia melalukan pengawasan terhadap lalu lintas finansial secara nasional agar bisa berjalan secara teratur, tidak terlalu lambat namun juga tidak terlalu cepat.

Hal ini menjadi penting karena, apabila pertumbuhan ekonomi cenderung melambat seperti saat pandemi sekarang ini, kebijakan makroprudensial yang diambil oleh Bank Indonesia menyasar pada aspek-aspek yang mampu merangsang pertumbuhan ekonomi agar normal kembali. Agar perputaran keuangan berjalan dengan lancar dan tidak mengalamai stagnasi.

Contoh mudahnya adalah diturunkan suku bunga acuan dan kemudahan dalam pengajuan kredit produktif bagi UMKM maupun kredit konsumtif bagi masyarakat luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun