Mohon tunggu...
Arif Minardi
Arif Minardi Mohon Tunggu... Insinyur - Aktivis Serikat Pekerja, Ketua Umum FSP LEM SPSI, Sekjen KSPSI, Anggota LKS Tripartit Nasional

Berdoa dan Berjuang Bersama Kaum Buruh

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Zaken Kabinet dan Visi Kemaritiman Prabowo Subianto

11 September 2024   10:18 Diperbarui: 11 September 2024   10:22 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto dan Susi Pudjiastuti naik kapal nelayan (sumber : tribunnews.com)

Kedua, aspek integratif. Sedangkan yang ketiga adalah aspek kolaboratif. Hal ini lebih terfokus pada status data yang dipertukarkan. Misalnya data untuk untuk memberantas Illegal Unregulated and Unreported (IUU) antara lain : track kapal ikan (posisi, kecepatan, heading), SIKPI (Identitas Pemilik, Perusahaan, Ukuran kapal, jenis alat tangkap, tanggal kadaluarsa ijin), Database log book (jenis ikan, lokasi), Database parameter biologi laut (klorofil, upwelling), dan Database batas wilayah penangkapan perikanan (WPP).

Sekarang nelayan punya peran penting dalam bela negara sembari menjalankan profesinya di perairan yang kerap kali dijarah pihak asing. Namun disisi yang lain profesi nelayan kini merupakan jenis pekerjaan yang kurang menjanjikan. Jenis pekerjaan ini mulai ditinggalkan sehingga jumlah nelayan di negeri ini semakin berkurang. Generasi muda semakin tidak tertarik menggeluti profesi sebagai nelayan.

Sangat menyedihkan melihat data terkait nelayan yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Terjadi penurunan drastis jumlah nelayan tradisional. Jumlah nelayan tradisional turun dari 1,6 juta menjadi 864 ribu rumah tangga. Sementara nelayan budidaya justru naik, dari 985 ribu menjadi 1,2 juta rumah tangga.

Bentuk bela negara oleh nelayan sebaiknya disempurnakan menjadi program Kementerian Pertahanan bersinergi dengan kementerian yang lain dan para pelaku startup nation atau perusahaan rintisan. Sehingga kegiatan ini bisa dilakukan secara terus menerus. Tidak hanya dalam aspek membela kedaulatan wilayah negara, tetapi sekaligus juga menjadi aktivitas ekonomi atau produksi dengan memanfaatkan sumber daya kelautan secara optimal.

Aksi bela negara seperti diatas sebaiknya dibiayai secara rutin dengan APBN. Sehingga bisa fokus dan berkesinambungan mengatasi masalah krusial negara yang terkait dengan kedaulatan wilayah dan sumber daya alam (SDA) yang menjadi hajat hidup masyarakat luas. Bela negara terkait dengan SDA kelautan perlu penguasaan dan penerapan teknologi terkini. Urgensi startup perikanan berinisiatif mengembangkan platform untuk mengelola sumber daya kelautan, khususnya perikanan secara arif serta melibatkan teknologi terkini yang sesuai dengan era Industri 4.0. Sistem pengelolaan sumber daya kelautan dan usaha perikanan perlu ditransformasikan dengan menerapkan teknologi big data, cloud computing dan internet of things (IoT) agar hasilnya lebih optimal bagi semua pihak.

Salah satu startup builder yang terkait dengan pekerja sektor perikanan adalah Aruna. Merupakan Startup Perikanan yang berkontribusi besar pada kehidupan nelayan tradisional di Indonesia. Aruna juga berperan sebagai supermentor ketenagakerjaan sektor perikanan. Sejak tahun 2019, Indonesia menempati posisi 62 pada Global Food Security Index, kalah dari Malaysia yang berada di posisi 28. Isu ketahanan pangan ini menjadi menarik, mengingat Indonesia adalah salah satu penghasil ikan terbesar di dunia.

Saat ini, masyarakat Indonesia cenderung lebih memilih untuk mengkonsumsi daging daripada ikan. Di masyarakat agraris, daging sapi, ayam, telur dan susu lebih disukai daripada ikan. Padahal, ikan bisa menjadi alternatif sumber protein yang tak kalah baiknya. Ikan juga sarat akan asam lemak esensial bernama omega-3 yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh manusia.

Rendahnya konsumsi ikan di Indonesia bukannya tanpa alasan. Infrastruktur yang kurang memadai menjadi salah satu penyebab utamanya. Sehingga sangat sulit untuk mewujudkan jalur distribusi yang ideal agar tidak mengorbankan kualitas ikan. Saat ini, ikan segar berkualitas umumnya memiliki harga yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan perawatan khusus dalam pengirimannya agar ikan tetap dalam kondisi segar sampai tempat tujuan.

Aruna Indonesia, sebuah startup teknologi perikanan dengan jeli menangkap peluang ini. Startup ini telah membangun sebuah ekosistem perikanan dari hulu ke hilir. Hingga 2020 telah bergabung sekitar 15 ribu nelayan dengan Aruna dalam 30 komunitas nelayan yang tersebar dari Sabang hingga Merauke dan telah mengekspor beberapa komoditi laut ke 7 negara.

Tak hanya nelayan, Aruna juga membuka lapangan kerja tambahan di desa-desa pesisir. Para putra daerah yang kompeten di bidang teknologi direkrut Aruna menjadi local heroes, yaitu tim khusus yang membantu digitalisasi data perikanan para nelayan dari Sabang hingga Merauke. Selain itu, Aruna juga mempekerjakan para istri nelayan untuk bekerja sebagai pengolah hasil tangkapan di desa mereka. (AM)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun