Mohon tunggu...
Arif L Hakim
Arif L Hakim Mohon Tunggu... Konsultan - digital media dan manusia

digital media dan manusia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menilik Perhatian Pemda DIY di Bidang Pariwisata

10 November 2016   23:21 Diperbarui: 14 November 2016   15:41 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang penambang nampak dengan lincah memanjat dinding batu dengan bantuan seutas tali yang terbuat dari ban bekas (dok. dhanang dhave)

Mangunan adalah sebuah desa di Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Di kawasan yang jaraknya sekitar 23 km dari pusat Kota Yogyakarta ini terdapat hutan lindung seluas 130 ha yang ditanami berbagai pohon dan dikelola oleh Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Yogyakarta. Salah satu tanaman yang banyak ditanam adalah pinus yang getahnya merupakan salah satu sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah).

Booming media sosial kembali menjadi pelumas pengembangan Mangunan. Setelah kebun buah, hutan pinus menjadi icon baru pariwisata DIY yang menyerap kedatangan wisatawan dari berbagai penjuru.   

Salah satu sudut Hutan Pinus Mangunan (dok. pribadi)
Salah satu sudut Hutan Pinus Mangunan (dok. pribadi)
Beberapa waktu yang lalu saat saya ke Hutan Pinus Mangunan, saya bertemu dengan Paryanto (45 tahun) salah satu warga yang kini menjadi anggota pokdarwis (kelompok sadar wisata) Mangunan. Dari Pak Paryanto beberapa info saya dapatkan.

Bapak dua anak ini mengungkapkan, “Setelah Hutan Pinus Mangunan dijadikan kawasan wisata, perubahan secara nyata dialami masyarakat”. Dari dulu masyarakat menyadari, bahwa hutan pinus di kawasan Mangunan adalah milik pemerintah. Masyarakat hanya menumpang saja, dan berusaha melestarikan.  Tetapi, secara riil masyarakat butuh sumber penghidupan untuk operasional dan mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka.

“Pilihannya ya merantau ke Kota Yogya atau ke Ibukota Mas, kalau ndak bisa mengembangkan usaha di sini”, sambung Pak Paryanto.

“Kapan Mangunan mulai berkembang begitu pesat Pak?”, tanyaku

“Tahun 15 (2015) Mas. Saat itu, Ngarso Dalem (Gubernur DIY) datang kemari. Kami juga ndak tahu Mas, ada apa dan ada siapa saja di balik kedatangan beliau. Pokoknya setelah kunjungan tersebut, berbagai perhatian hadir di sini.”, kata Pak Paryanto. Pak Paryanto kemudian bercerita bahwa pada saat Gubernur DIY berkunjung ke hutan pinus, tantangan diberikan kepada Kepala Desa Mangunan.

Seperti apa tantangan yang diberikan? Antara Yogya menuliskan dalam sebuah berita tentang kunjungan tersebut:

"Saya kembalikan ke pak lurah, dan silakan kumpulkan warga untuk berembug bersama, saya ingin tahu perencanaannya seperti apa, yang penting nanti bisa membuat masyarakat maju dan sejahtera," kata Sultan.

 Sultan mengatakan, pihaknya memberikan waktu sekitar satu hingga dua bulan kepada lurah setempat untuk menyusun perencanaan pengembangan wisata Mangunan, kemudian menyampaikan ke Gubernur untuk mendapatkan bantuan biaya.

 "Harus jelas juga yang rembugan berapa orang, apa yang akan dikembangkan, kami minta agar cepat disampaikan, karena kalau tidak bantuan Gubernur saya pakai untuk yang lain, satu atau dua bulan lagi silakan undang saya," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun