Mohon tunggu...
Arif L Hakim
Arif L Hakim Mohon Tunggu... Konsultan - digital media dan manusia

digital media dan manusia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

4G Story: Keblasuk di Bukit Panguk

27 Juni 2016   10:38 Diperbarui: 27 Juni 2016   10:45 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seru-seruan di waktu pagi di Bukit Panguk (dok. pribadi)

Segera saya amati lebih teliti lagi melalui google maps di smartphone. Lagi-lagi koneksi 4G membuat cepat keputusan dalam berpetualang. Wuuzzz… langsung muncul perkiraan jarak dan waktu tempuh menuju Bukit Panguk dari lokasi kami berada.

OK… Lets go! Kendaraan pun kami pacu menuju destinasi yang belum pernah kami kunjungi ini. Jalan mulai menanjak. Tikungan tajam beberapa kali kami lewati. Benar dugaan kami, semakin beranjak pagi semakin banyak orang yang sedang menuju Mangunan. Maka keputusan singkat untuk tidak singgah di Kebun Buah Mangunan relatif tepat sampai sejauh ini. 

Kami terus memacu kendaraan hingga melintas di ujung jalan Kebun Buah Mangunan, masih sekitar 2 km lagi. Beberapa kendaraan membersamai kami. Apakah mereka menuju ke Bukit Panguk juga?

Langit tampak semakin membuka cahaya. Beberapa rumah warga sudah terlihat padam lampu di bagian depannya. Perjalanan kami akhirnya sampai di sebuah pertigaan, dan tiba-tiba kendaraan di depan kami dengan cepat segera berbelok ke arah Goa Gajah. Tanpa pikir panjang, saya mengikutinya.

Kediwung. Saya hanya mengingat kata kunci tersebut. Kediwung adalah nama dusun di mana Bukit Panguk berada. Apakah benar arah kemudi kendaraan di depan kami mengarah ke Kediwung? Karena merasa kurang yakin, kami segera meminggirkan kendaraan dan bertanya kepada seorang ibu yang sedang membersihkan halaman rumahnya. “Nggih. Betul Mas, lurus saja, nanti ketemu Kediwung”, jawab si ibu dengan ramah. Rupanya direction yang ditunjukkan oleh maps sudah tepat. 

Namun tak lama berselang, jalan yang kami lewati berubah. Jalanan aspal kini berubah kontur dengan kerikil, dan pastinya tak mulus lagi. 

“Beneran ke sini Mas?”, seru adik sepupu.

“Kalau lihat di maps tadi sih ini arahnya.”, saya segera menyahut.  

“Kalau keblasuk (tersesat/kesasar) bagaimana?”

“Kalau keblasuk ya nikmati saja. Namanya juga jalan-jalan selo, bro.”

Setelah melintasi jalanan yang membuat laju kendaraan tertahan, akhirnya terpampang spanduk yang melintang bertuliskan “Selamat datang di Bukit Panguk”. Waaaa… ternyata benar, akhirnya kami sampai juga di Bukit Panguk. Berbagai kendaraan sudah terparkir dengan rapi di sini. Semoga tidak telat untuk menyambut sunrise pagi ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun