Peneliti P2EB UGM juga membuat dua skenario penggunaan dana realokasi subsidi BBM. Hasilnya adalah jika dana realokasi subsidi BBM digunakan sepenuhnya untuk pengembangan sektor minyak bumi, dampak yang dihasilkan tidak sebanyak jika dialirkan ke sektor-sektor perekonomian sesuai dengan struktur APBN-P.
Sebagai implikasi kebijakan, Peneliti P2EB UGM merekomendasikan agar pemerintah menghapus subsidi BBM. Meskipun ada beberapa shock yang terjadi, namun ditemukan berbagai bukti yang menunjukkan bahwa kebijakan ini memberi dampak positif. Tentu saja jika dana realokasi subsidi BBM tersebut digunakan untuk kegiatan dan program yang produktif, bukan konsumtif. Selain hal tersebut, pemerintah juga dianjurkan untuk meningkatkan perhatiannya dalam mengembangkan energi alternatif. Pemerintah sudah semestinya menyadari bahwa sumur minyak yang ada di negeri ini adalah sumur-sumur tua, di sisi lain Indonesia dianugerahi berbagai kekayaan potensi energi alternatif yang melimpah di hampir semua wilayahnya.
Saya tertarik dengan rekomendasi P2EB UGM berikutnya yang meminta pemerintah agar sepenuhnya menerapkan reformasi birokrasi. Karena penambahan dana menjadi tidak optimal apabila birokrasi masih dipasung oleh budaya “asal bapak senang” yang masih dominan, kurangnya koordinasi (masalah ego sektoral antar kementerian/lembaga/pemerintah daerah yang masih tinggi), perencanaan penggunaan anggaran yang cenderung kurang matang, serta kurangnya dukungan payung hukum yang jelas dalam pelaksanaan kebijakan.
Berikutnya, para peneliti P2EB UGM juga sangat berharap agar pemerintah segera menerapkan Outcome Based Evaluation (OBE) daripada terus melanggengkan mekanisme penilaian dari penyerapan anggaran. Pemerintah sudah waktunya move on dari paradigma penyerapan anggaran sebagai output kinerja dan beralih ke urusan outcome. Bagaimana pun juga, tujuan atau janji negara ini dibentuk untuk melindungi, menyejahterakan, dan mencerdaskan rakyatnya, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia, bukan untuk menghabiskan anggaran semata.
Sebagai bagian dari rakyat, mungkin dengan sukarela kita merasakan harga BBM yang naik dan turun karena anggaran subsidi yang dicabut digunakan untuk segala kepentingan yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat. Namun, kita tak akan rela jika dana tersebut digunakan sewenang-wenang oleh kalangan tertentu, apalagi untuk hal-hal yang merugikan rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H