Mohon tunggu...
Arif L Hakim
Arif L Hakim Mohon Tunggu... Konsultan - digital media dan manusia

digital media dan manusia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama FEATURED

Merayakan Kemenangan Nusantara ala Gending Djaduk

18 Agustus 2014   19:23 Diperbarui: 13 November 2019   08:40 1920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Djaduk dan KuaEtnika saat menyajikan repertoar dalam Gending Djaduk (dok. pribadi)

"Sebagai kakak, saya mengingatkan agar di usia senjamu kamu lebih serius mendalami agamamu.", seru Butet.

"Lha kok ngajarin beragama. Emang agamamu opo?", tanya Djaduk.

"Animisme progresif!", jawab Butet mantap, penonton pun tak kuasa membendung tawa menyaksikan dialog mereka.

Selanjutnya Butet memanggil Yudi, seorang keyboardist yang dulu bersama-sama membesarkan KuaEtnika. Kebetulan 17 Agutus adalah hari ulang tahun Yudi. Repertoar berjudul Bromo pun dihadirkan, yang sebenarnya tidak ada dalam urutan repertoar pertunjukan Gending Djaduk.

Sebagai puncak penutup pagelaran, repertoar yang meriah bagai pesta irama seni tradisi Nusantara dihadirkan dengan tajuk Ritma Khatulistiwa. Pada repertoar yang didominasi suara ritmis perkusi ini, Djaduk menerjemahkan bahwa ruang interaksi antara musik dan masyarakat pendukungnya menjadi salah satu ciri seni tradisi yang terus berkembang di Nusantara.

Seluruh komposisi yang tersaji didasari oleh semangat Djaduk dan KuaEtnika untuk berkomunikasi dengan penikmat sehingga setiap bunyi dan suara bukan sekedar menjadi 'materi musikal', melainkan menjadi media komunikasi. Dialog dan interaksi antar tradisi sebagai wujud interaksi interaksi antarindividu menjadi tema utama yang terus diolah Djaduk dan KuaEtnika.

Karena menurut Djaduk dan KuaEtnika, setiap tradisi bukan sesuatu yang statis dan final, melainkan sebuah proses yang tidak pernah selesai.

Djaduk dan Kuaetnika di akhir acara (dok. pribadi)
Djaduk dan Kuaetnika di akhir acara (dok. pribadi)
Saya sangat beruntung menjadi salah seorang saksi peristiwa perayaan ini karena duduk lesehan tepat di depan panggung. Selain menikmati penjelajahan ke berbagai penjuru Nusantara melalui kekayaan musik, saya juga merasa banyak belajar tentang bagaimana kebudayaan Nusantara terawat melalui keluhuran masyarakat dan kerja keras para seniman serta budayawan yang merajut kuat kebhinekaan dengan cara-cara kreatif.

Selamat ulang tahun, Mbah Djaduk!

Selamat merayakan kemenangan, Nusantara!

Klik tulisan lainnya:
Berburu Mainan Tradisional di Jogja
Suguhan Sunset Saat Ngabuburit di Candi Ijo
Menjaga Warisan Leluhur Melalui Batik Kawasan Borobudur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun