Suatu hari, seorang pria tua yang hanya hidup berdua berkata kepada istrinya,
"Kita ini kan sudah tua, anak-anak jauh. Alangkah baiknya kita melakukan sesuatu yang darinya kita bisa bersedekah setiap hari..."
"Memangnya maunya sedekah seperti apa Mbah Kung?"
"Ya memelihara ikan atau nanam sesuatu. Dengan ikan itu kita bisa memberi makan setiap hari dan dengan tanaman itu kita bisa menyirami setiap hari."
Akhirnya setelah diputuskan, kemudian pria tua itu menanam beberapa bibit pepaya. Dia menyiraminya tiap hari pagi dan sore. Tanaman itu tumbuh dengan baik dan buahnya mulai bermunculan.
Hingga suatu sore dia menemukan ada dua pepaya yang sudah tua dan siap panen. Dia memutuskan untuk mengambilnya besok pagi. Apa daya ternyata pepaya itu sudah hilang. Raib tak berbekas. Kejadian itu sudah berulang dua kali. Total sudah empat pepaya yang sudah diembat.
Dia pun termenung memikirkan kejadian itu di pojokan rumahnya. Lalu istrinya yang tahu bahwa suaminya habis kehilangan pepaya kemudian berkata,
"Sudahlah Mbah Kung, tidak usah sedih mikir pepaya yang hilang. Kalau pingin makan tinggal beli di pasar..."
"Saya ini bukan sedih memikirkan pepaya yang hilang. Tetapi sedih memikirkan nasibnya di maling yang harus kesulitan kalau mencuri pepaya. Sudah memanjat tembok rumah, memanjat pohon pepaya. Terus ambilnya harus tengah malam."
"Terus Mbah Kung maunya bagaimana?"