Mohon tunggu...
Arif Khunaifi
Arif Khunaifi Mohon Tunggu... Administrasi - santri abadi

Manusia biasa dari bumi Indonesia .:. Ingin terus belajar agar bermanfaat bagi alam semesta... .:. IG & Twitter: @arifkhunaifi .:. Facebook: Arif Khunaifi .:.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Filosofi di Balik Indahnya Aura Kaligrafi Cobek Karya Santri

8 Desember 2018   09:16 Diperbarui: 8 Desember 2018   09:36 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopyah yang dikirim lewat JNE sudah dipakai para penulis senior Kompasiana di Jakarta. Dok: Mas Junanto

Cobek biasanya digunakan untuk mengulek bumbu masak di dapur. Namun, di tangan Kang Eeb --panggilan sehari-hari Muhammad Syueb Arsalan yang merupakan teman satu kamar saya di Pondok Pesantren Tambak Bening- cobek menjadi hal yang indah dan berharga.

Bahan dasar Cobek. Dok: Pribadi
Bahan dasar Cobek. Dok: Pribadi
Kebiasaan sejak kecil di desanya Kragan, Rembang, Jawa Tengah yang suka melukis di kaca kemudian diberikan tulisan kaligrafi itulah yang kemudian berlanjut ketika dia mulai menjadi santri di Surabaya pada awal tahun 2000-an. Media kreasi yang awalnya di kaca kemudian dialihkan ke cobek.

Salah satu Hasil Karya Kaligrafi Cowek. Dok: Pribadi
Salah satu Hasil Karya Kaligrafi Cowek. Dok: Pribadi
Walhasil, karya kreatif, langka dan unik ini banyak sekali diminati oleh para jamaah pesantren maupun orang tua santri, sehingga karyanya sampai saat ini masih diteruskan ketika keluar dari pesantren karena sudah menikah dan hidup mandiri.

Peminat karyanya semakin luas karena ditunjang dengan gandengan dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kota Surabaya untuk melakukan pameran di berbagai tempat baik di pulau Jawa maupun luar Jawa karena dianggap UMKM yang kreatif dan berdampak pada ekonomi masyarakat.

Galeri Kang Eeb saat Pameran. Dok: Pribadi
Galeri Kang Eeb saat Pameran. Dok: Pribadi
Penjualan lewat jejaring online ikut menambah subur hasil karyanya sehingga saat ini dia sudah punya mobil sendiri untuk membawa hasil karyanya. Padahal dulu, jika mau ada pameran dia harus bersusah payah mencari angkutan. Dia juga sudah memberdayakan beberapa orang untuk membantunya.

"Alhamdulillah atas pertolongan Allah dan berkah doa para guru, semua terasa mudah dan indah." Ungkapnya.

Karya sebagai Sarana Ibadah dan Dakwah

Sebagai seorang santri, semua karya haruslah bernilai ibadah. Karena jika bernilai ibadah, maka hal itu akan memperoleh pahala. Bukan sekedar karya biasa. Begitu juga dengan kaligrafi yang dibuatnya diniatkan agar yang melihat karya itu kemudian ingat kepada Sang Pencipta alam semesta dan jagat raya. Allah Swt.

Cobek yang bentuknya menonjol dan kemudian ditulis secara indah asma-asma Allah Swt secara filosofis memberi arti bahwa Tuhan haruslah dinomorsatukan dalam kehidupan. Dengan begitu kehidupan dunia maupun akhirat akan penuh kebahagiaan.

Dok: Pribadi
Dok: Pribadi
Untuk mencapai hal tersebut dia berusaha untuk tidak batal wudlu ketika mengoleskan kanfasnya di atas cobek, alias senantiasa dalam keadaan suci dari hadas. Selain itu, lisan serta hatinya juga diusahakan selalu dzikrullah dan shalawat kepada baginda Rasulullah Muhammad Saw.

Pada kenyataannya, karya-karya yang dihasilkan mempunyai aura spritual yang berbeda dengan karya-karya yang dulu dihasilkan tidak dalam keadaan suci. Ya, karena dulu dia belum menjadi santri di Pondok Pesantren Tambak Bening atau yang biasa disebut Ma'had TeeBee oleh publik Surabaya.

Diajarkan Mandiri sejak di Pesantren. 

Kang Eeb hanyalah satu diantara santri dan jamaah Pondok Pesantren Tambak Bening yang berbisnis dan berkarya mandiri setelah keluar dari pesantren. Masih banyak lagi santri lain yang mempunyai berbagai macam karya.

Hal tersebut disebabkan pengasuh pesantren senantiasa memberi motifasi dan mengajari agar setiap santri mempunyai jiwa leadership dan entrepreneurship yang melekat dalam kehidupan sehari-hari mulai bangun tidur sampai tidur lagi.

Saya bersama Kang Eeb dan santri. Dok:Pribadi
Saya bersama Kang Eeb dan santri. Dok:Pribadi
Dilarang keras bagi santri yang keluar dari pesantren untuk membuat proposal bantuan pembangunan pesantren kepada siapapun dan lembaga apapun baik swasta maupun pemerintah. Bahkan dengan tegas kyai tidak akan lagi mengakui sebagai santri bagi mereka melakukan hal tersebut.

Penegasan ini dilakukan agar santri punya ketergantungan besar kepada Tuhan dengan mempunyai usaha dan karya yang mandiri. Bukan tergantung kepada proposal dan bantuan orang lain.

Hal itu dicontohkan langsung oleh kyai yang di pesantren mempunyai beragam jenis usaha dari hasil kreatifitas kyai, santri dan jamaah. Oleh Bu Risma Walikota Surabaya, karya-karya santri ini mendapat apresiasi luar biasa.

Di pesantren, semua karya santri juga diwadahi oleh Toko penjualan ZainMart yang memasarkan hasil produksi.

Kaligrafi Cobek Kang Eeb juga dijual di ZainMart. Dok:Pribadi
Kaligrafi Cobek Kang Eeb juga dijual di ZainMart. Dok:Pribadi
Jalan Kemudahan itu Bernama JNE

Semakin banyaknya pesanan dari luar kota menyebabkan kami, Kang Eeb dan juga para santri lain yang mempuyai tantangan baru untuk melakukan pengiriman barang pesanan dengan cepat, aman dan efisien.

Dan Allah Swt seakan membuka jalan kemudahan dengan dibukanya agen pengiriman paket JNE di Jalan Tambak Sari yang tentu saja tidak jauh dari pesantren. Oleh para santri, JNE cabang Tambak Sari menjadi pilihan untuk pengiriman ke luar Surabaya.

Karena sudah menjadi langganan para santri termasuk saya dan juga Kang Eeb, maka ketika sudah menikah dan keluar pesantren tetap saja menggunakan JNE untuk pengiriman. Termasuk ketika saya mengirim kopyah 17 cm karya santri yang dipesan oleh para penulis senior Kompasiana di Jakarta seperti Pak Thamrin Dahlan, Mas Junanto Hendawan, Mas Syaifudin Sayuti dan lain sebagainya. Semua saya kirim lewat JNE Tambak Sari. Hehe...

Kopyah yang dikirim lewat JNE sudah dipakai para penulis senior Kompasiana di Jakarta. Dok: Mas Junanto
Kopyah yang dikirim lewat JNE sudah dipakai para penulis senior Kompasiana di Jakarta. Dok: Mas Junanto
Tidak hanya dalam hal pengiriman, jika kami memesan barang lewat toko online, maka kami memilih JNE sebagai agen pengiriman walaupun sekarang banyak sekali tombol opsi pilihan agen pengiriman barang. Hal tersebut karena kami merasa bahwa JNE mampu menjaga kepercayaan para pelanggan sehingga barang tetap terjaga dengan baik sampai dengan tujuan. 

Apalagi saat JNE sudah dilengkapi dengan aplikasi My JNE yang tentu saja akan sangat membantu dan memudahkan para pelanggan.

Sumber Foto : Jne.co.id
Sumber Foto : Jne.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun