Mohon tunggu...
Arif Khunaifi
Arif Khunaifi Mohon Tunggu... Administrasi - santri abadi

Manusia biasa dari bumi Indonesia .:. Ingin terus belajar agar bermanfaat bagi alam semesta... .:. IG & Twitter: @arifkhunaifi .:. Facebook: Arif Khunaifi .:.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jihad Amalkan Pancasila untuk Indonesia Benar-benar Merdeka

16 Agustus 2017   08:17 Diperbarui: 20 Agustus 2017   18:00 13238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: dok.pribadi
Foto: dok.pribadi
Solusinya, dimanapun kita berada seharusnya membuat taman baca yang nyaman sehingga tercipta kondisi membaca buku menjadi hobby bersama-sama anak bangsa. Di depan gubuk santri penulis dibuat sebuah tempat kecil semacam panggung di bawah pohon agar anak-anak kampung tertarik untuk datang bermain dan membaca. Yang datang tidak hanya anak-anak muslim yang ikut ngaji, tetapi juga mereka yang tidak ikut mengaji juga ikut membaur bersama. Sungguh sebuah cerminan Bhineka Tunggal Ika.

Foto: dok.pribadi
Foto: dok.pribadi
Adapun faktor yang ketiga adalah minimnya pengorbanan untuk Pancasila. Justru sebaliknya di zaman orde baru Pancasila adalah temeng politik untuk langgengnya penguasa. Belum ada upaya yang benar-benar untuk memahamkan kepada rakyat tentang relasi Pancasila dan agama. Hanya sebatas seminar-seminar kelas atas di hotel-hotel yang ujungnya juga proyek 'rampok' uang rakyat. Lalu muncul ketimpangan sosial dan kecemburuan sosial serta kebencian yang disembunyikan. Sampai suatu ketika muncul orde reformasi, antipati terhadap Pancasila begitu banyak terlihat.

Itulah akibat minimnya pengorbanan para pejabat maupun politisi ini yang berdampak besar pada kalangan akar rumput yang merasakan dampaknya. Mental-mental pejabat-politisi yang lebih mementingkan diri sendiri maupun partainya membuat rakyat jelata makin menjerit. Anak-anak mereka yang melihat orang tuanya dalam kondisi sangat susah melihat ini adalah salahnya Pancasila. Mereka kemudian bergabung dengan kelompok-kelompok yang menentang Pancasila.

Maka, jika mulai saat ini para elit pejabat dan politisi tidak mampu berkorban dalam mengamalkan Pancasila terutama dalam sila ke lima yakni Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Maka satu juta kali perpu tentang pembubaran ormas dikeluarkan tidak akan bisa membunuh 'sel-sel kebencian' anak-anak muda terhadap mereka. Memang kelihatannya bubar dari segi hukum, namun lihat saja perkembangan mereka sekitar 9 sampai 17 tahun lagi apabila pejabat dan elit politik masih bermental kapitalis borjuis seperti sekarang ini.

Wallahu a'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun