Setelah melakukan perjalanan yang seru (nanti akan saya ulas di tulisan kedua sekaligus kedahsyatan type RTR 200 ), sampailah kami ke pabrik TVS di Karawang. Sebelum masuk pabrik, kami dipersilahkan untuk makan siang dan shalat dzuhur terlebih dahulu. Baru kemudian hati saya mulai berdebar karena baru pertama kali akan masuk sebuah pabrik sepeda motor.
Sebagaimana ketentuan perusahaan, semua kamera tidak boleh diaktifkan ketika di dalam pabrik. Foto di dalam pabrik nanti akan diberikan oleh pihak TVS yang sudah mempersiapkan fotografer resmi. Namanya juga banyak orang, walaupun kamera DSLR tidak aktif tapi HP tetap saja aktif cekrek-cekrek. Hehe...Jadi ingat di Masjidil Haram yang askarnya melarang jamaah bawa foto, tapi boleh bawa HP. Yaah, sama aja bohong...Padahal, foto HP sekarang banyak yang lebih canggih dan tajam hasilnya dari kamera digital.
Kami diajak keliling pabrik dengan luas sekitar 12 Hektar tersebut mulai pajangan semua motor produk TVS, kemudian perakitan mesin, pengecatan, ruang uji kekuatan produk, penempelan stiker sampai test drive motor yang masih hangat karena baru jadi. Rasanya mak nyusss bro, ibarat kamu makan gethuk atau pisang goreng yang masih hangat plus secangkir kopi lah rasanya. Hemm...
Ternyata, produk dari TVS di Karawang ini lebih banyak yang diekspor ke luar negeri daripada dalam negeri sendiri. Jangan heran jika motor TVS juga ada tulisan Arabnya, karena memang ada pula yang diekspor kesana. Masalahnya mungkin sudah lazim kita ketahui bahwa produk India itu dianggap sama saja oleh penduduk bangsa kita dengan produk motor dari Cina sehingga tidak banyak yang menggunakan produk ini.
After Sales
Salah satu kebiasaan orang Indoesia adalah memikirkan bagaimana nanti akan menjual kendaraan yang dibelinya. Oleh karena itu mayoritas mereka memilih produk yang telah laku keras di pasaran. Ini tentunya PR besar bagi TVS untuk menjadikan produk mereka semakin dicinta oleh orang Indonesia. Mereka tentu harus belajar dari salah satu produsen mobil asal India berinisial "D" yang kini sedang naik daun di Indonesia karena mereka berani dan rajin berinovasi serta mengetahui betul kebutuhan orang Indonesia. Padahal "D" sebelumnya bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Heha...
Jika TVS mau, RTR200 ini harus dijadikan start yang baik untuk menggenjot pemasaran di Indonesia, karena dari segi kualitas, si kuda liar ini sungguh luar biasa menurut saya. Kualitasnya seperti apa? (Lagi-lagi ini saya simpan untuk tulisan kedua). Haha...
Salah satu kelebihan yang terlhat nyata dari TVS adalah mereka yang sudah pernah menggunakan produk ini ketika akan membeli motor lagi dia akan memilih produk ini lagi. Hal itu karena mereka tahu betul bahwa motor TVS mempunyai kualitas dan standar tinggi untuk sebuah rasa berkendara.
Udah dulu ya. Capek juga nulisnya. Bersambung ke tulisan kedua. Ha...
Salam Satu Aspal. Jakarta - Purwakarta.
Foto-foto: Dok.Pribadi