“Ini motor dibuat bonceng dua orang naik gunung kok tidak terasa seperti boncengan ya...Tarikannya enteng banget.”
Kampung Vario Suroboyo (KVS)
Kisah kehebatan motor Vario sebenarnya bukan hanya saya yang merasakan, namun ada pula orang-orang di tempat tinggal saya Tambak Bening Gang Dua Surabaya. Mereka kebanyakan juga memilih Vario karena sudah merasakan betul kehebatan motor ini.
Bahkan dalam satu gang yang berdiri sekitar 20 rumah, yaitu Tambak Bening gang dua ada sembilan motor Vario berbagai tipe. Mulai Vario yang periode awal sampai yang terkini yaitu Vario eSP 150. Maka saya menyebutnya kampung ini sebagai Kampung Vario Suroboyo (KVS). Walaupun kampung ini sebenarnya sudah dinobatkan sebagai kampung hijau oleh Gubernur Jawa Timur. Sedangkan untuk Pesantren Tambak Bening dianugerahi oleh Bu Risma Walikota Surabaya sebagai Juara kedua Eco-Pesantren se Surabaya.
Penduduknya yang berwawasan lingkungan itulah yang mungkin membuat mereka juga memilih motor yang ramah lingkungan seperti Vario yang berteknologi eSP. Apalagi kemudian Vario mengeluarkan teknologi ISS (Idling Stop System) yang membuat mesin otomatis mati sendiri dalam tiga detik dan bisa langsung hidup ketika digas.
Selain menghemat bahan bakar, ketika di lampu merah di Surabaya yang rata-rata durasinya lama, motor Vario eSP ISS tidak membuat orang yang dibelakang motor menghisap gas buang seperti halnya motor lain yang mesinnya tetap menyala.
Pak Yanto, salah seorang pemilik motor Vario 150 eSP di kampung saya yang berprofesi sebagai pemelihara dan penggemar burung berkicau ini mengatakan sambil tertsenyum,
“Sejak pertama keluar Vario saya membelinya. Dan setiap keluar baru saya jual yang lama. Dan menurut saya yang ini adalah yang paling tangguh kalau saya ajak ikut lomba burung berkicau ke luar kota dengan medan naik gunung sekalipun. Pokoknya ngewes kalau naik ini...hehe...”
“Sudah kemarin saya isi bensin 15 ribu dan saya gunakan ke Lamongan, Gresik balik ke Surabaya masih tidak habis-habis sampai hari ini. Tidak salah kalau saya beli ini. Lihat sini, bensinnya hanya berkurang dua strip.” Imbuhnya sambil menunjukkan sepedo meter penanda isi bensin kepada saya.