Pada sore hari, dari Jember saya berencana langsung balik ke Surabaya. Namun apa daya sampai di sekitar Gunung Bromo terjadi kemacetan panjang sampai menjelang malam sehingga saya putuskan untuk naik bromo dan mencari penginapan di sana sambil besok paginya menikmati matahari terbit.
Terus terang, dengan jalanan malam yang sepi itu saya tidak persis jalan yang benar menuju bromo. Saya hanya mengira-ngira karena itu perjalanan pertama ke salah satu wisata andalan Jawa Timur tersebut. Jalanan yang menanjak dan berkelok serta hujan lebat membuat saya sempat berpikir apakah motor ini bisa sampai ke atas gunung. Bahkan istri saya juga sempat menyarankan untuk kembali saja.
“Mas, saya takut. Jalannya menanjak curam sekali, ayo turun lagi saja.” Ucap istri saya saat itu.
Beberapa penduduk setempat juga berteriak,
“Mas, motor matic tidak kuat naik ke atas. Parkir di bawah saja..!!!”
Namun permintaan istri dan terikan penduduk setempat tidak mengalahkan keyakinan saya bahwa motor Vario eSP ini akan bisa melalui securam apapun perjalanan. Akhirnya keyakinan itu menjadi kenyataan. Sampailah kami di penginapan yang sudah dekat dengan puncak gunung bromo.
Dan benar saja, pada pagi harinya motor itu bisa naik sampai di atas gunung bromo sehingga saya bisa shalat subuh di sana dan menikmati indahnya matahari terbit. Ucapakan syukur berulang kali kami ucapkan untuk pertama kalinya bisa menghirup kesegaran udara bromo.
Momen itu juga merupakan momen yang paling berharga bagi istri saya karena saat itulah pertama kalinya dia bisa belajar mengendarai motor. Lautan pasir yang luas dan sistem pengereman vario yang menggunakan teknologi Combi Brake membuatnya tidak was-was. Sebuah teknologi pengereman yang sekali rem dua roda depan dan belakang bekerja sekaligus sehingga meminimalkan kecelakaan.
Dalam kesempatan lain pada sebuah acara bakti sosial untuk para penderita kusta di sebuah gunung di Tuban, motor Vario saya dipinjam teman saya bernama Muhatarom untuk membonceng dua orang karena mobilnya tidak cukup. Usai meminjam dia geleng-geleng kepala sambil berkata,