Langkahku membeku
Kala kuingat peristiwa itu
Senyummu menjadi arti bagiku
Tak begitu hebat dari senyumku, kepura-puraanku
Gamang ku dibuat oleh suasana itu
Jika kuulangi pun rasanya tak mampu
.
Rindu membuatku sesak yang tak menentu
Leluasa pergi, itu benar keinginanku
Kepada angan-anganku
Atau pilihan yang terbayang pada kenyataan hidupku
Namun entah kenapa pikiranku
Tak bisa lepas dari rasa pilu
.
Rasa-rasanya hanya memenjarakan egoku
Teringat akan cita citaku
Kuperbuat menuju hal yang satu
Kuharus mampu melepas belenggu
.
Oh Tuhan, doaku
Semoga engkau menjaganya
Meski hanya perasaan saja yang membertemui
Dia dan Aku
.
Oh Tuhan, hening membuatku mendalami caramu
Akan artinya kasih dan sayangMu
Pada ciptaanMu
Kesempurnaan makhlukMu
.
Oh Tuhan, mampukah kuulang waktu
Agar kita bertemu
Untuk mengobati rasa kecanduanku
Bukan pada dosa, sejatinya kepada rasa rindu
Bukankah Kau juga membolehkanKu?
Manusia tak boleh berseteru
Lewat rasa sayang dan rindu
Adalah jalan keluar dari jalan buntu
.
Janji adalah kebiasaanku
Namun elakanku,
pada besar janjiku,
hanya akan mengotori keluhuranMu
Layaknya yang telah lalu,
kemunafikanku hanya rasa puasku
Agar dia tak mencemburu
Pada perjalananku,
yang juga dia tak mampu,
memahami alur logikaMu
Siang serasa pagi
Menemani secangkir kopi yang kian lama menunggu sapaanku
dear rts
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H