Berdiri di atas dua negeri
Di ujung pulau Utara Kalimantan
Darah persaudaraan terpanggil di sini
Meletakkan prinsip cinta tanah air dari bumi Borneo
Meneteskan air keringat cinta Negeri
      Walau jauh dari keramaian
      Walau terbentang jarak dari kejauhan
      Walau tak tersebut dalam ucapan media
      Walau tak terdengar suara gemuruh konser dan indahnya mall
      Kami selalu meneriakkan cinta tanah air di ujung Utara Kalimantan
Tak terhitung penguasa berkunjung
Tak terbilang janji terlontarkan
Tapi hanya sedikit pula perubahan di batas negeri ini
Tak terlihat hadirmu di sejahteranya mereka
        Kami bukan pejabat
        Kami bukan penguasa
        Kami bukan pencari citra
       Kami adalah hanya putra putri negeri ini
       Yang lantang berteriak sampai titik darah penghabisan
      Demi merah putih tetap berkibar di sanubari kami
             Berkibarlah wahai merah putihku
             Walau engkau tertiup angin perbatasan
             Engkau adalah simbol semangat juang kami di tapal batas ini
             Tiangmu adalah tulangku
             Berkibarmu adalah nafasku
Jatuhmu adalah kematianku
Walau kami berada jauh dari tanah kelahiran
Tapi saudara bukan sedarah menyapa mesra
Memeluk dalam ikatan sedarah merah putih
Berkesan untuk saling memberi
Menderma bakti untuk negeri dalam sanubari persaudaraan tiada batas    Â
      Sekali cinta tetaplah cinta
      Tiada bara kami harus menutup di mana
      Tiada keringat yang kering untuk negeri di tapal batas
      Hanya semangat garuda di dada untuk negeri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H