Mohon tunggu...
Arifin Johan
Arifin Johan Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat Sosial

Seorang Pengajar dan Pengemis Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Emas Hijau dari Utara

29 Agustus 2020   12:40 Diperbarui: 29 Agustus 2020   12:37 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran nelayan rumput laut memberikan potensi perubahan ekonomi bagi kehidupan para nelayan di pesisir pantai amal kelurahan pantai amal dan penduduk kabupaten nunukan yang hidup sepanjang pantai. 

Selain interaksi pantai yang dibalut pasir dapat dimanfaatkan oleh wisatawan untuk melepas penat dari aktivitas perkantoran atau dunia kerja bagi orang perkotaan dengan menu sea food. 

Dunia wisata harus bekerja ekstra untuk reduksi mata rantai pengangguran tersebut, karena wisatawan lebih menikmati hidangan di pantai ditambah dengan sepoi-sepoi hembusan angin laut dan keindahan sampan berlalu lalang di tepi pantai memuat emas hijau.

Data statistic BKIPM Tarakan di 2018 tersebut tercatat ekspor rumput laut ke Tiongkok sejumlah 26,5 ton. Sementara di 2019 dilakukan ekspor dengan tujuan Busan, Korea Selatan sejumlah 186 ton. "Sertifikat ekspor sudah diterbitkan BKIPM Tarakan, untuk produk rumput laut kering mengalami peningkatan sejak tahun 2018, di 2020 hingga Februari telah diterbitkan sertifikasi rumput laut kering antardaerah sebanyak 8.300 ton(Pahlevi, Kepala Seksi Pengawasan, Pengendalian dan Informasi BKIPM Tarakan),

Potensi Kota Nunukan

Di awal tahun 2020 rumput laut kering yang keluar dari Nunukan perbulan mencapai 2.060 ton, tentu dengan harapan kita, agar rumput laut ini tetap berlanjut, karena ini adalah salah satu andalan di Kabupaten Nunukan, yang betul-betul bisa memutar roda perputaran ekonomi, karena rumput laut ini harga yang lumayan yang bisa dirasakan petani, (Kusmanto, Kepala Dinas Perdagangan Kab. Nunukan)

Emas Hijau di perbatasan telah merubah wajah petani seceriah harapan pada kehidupan new normal yang telah diumumkan oleh pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 agar mendorong sektor ekonomi untuk melaksanakan program masyarakat produktif dan aman Covid-19. 

Jika para nelayan rumput laut diminta peran apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah guna membantu meningkatkan kapasitas dan jumlah hasil budidaya mereka, sudah pasti pengembangan lebih lanjut perlu dilakukan dengan memperbaiki kegiatan budidaya yang dilakukan petani.

Berdaasarkan survey harga kepada Nelayan rumput laut, mereka menyebutkan harga normal rumput laut telah mencapai di atas Rp. 13 ribu sampai Rp 15 ribu dari nelayan. Sementara pengepul telah mencapai Rp 17 ribu. Harga ini terbilang normal karena harga tertinggi rumput laut di Nunukan yang dekat dengan Negara bagian Malaysia, Sabah pernah mencapai Rp 20 ribu.

Secara statitik jumlah produksi rumput laut terus bertambah, yang pasti ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat di pesisir sudah mulai tumbuh dengan baik karena usaha budi daya rumput laut. 

Sebagaimana kita ketahui bersama, Konsumsi rumput laut menjadi sumber kebutuhan protein sangat penting. Selain untuk dikonsumsi, juga memiliki prospek untuk digunakan untuk keperluan industri seperti: Bahan tambahan makanan, Pengobatan, Kosmetik, Keperluan industry, Senyawa kimia, dll

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun