" BUMN, seperti Yangkung", jawab Nanda dengan cepat.
" BUMN yang mana, banyak loh jenisnya sektor bidang usahanya", eyangnya mengingatkan.
" Waduhh, harus tahu dulu sektor bidang usahanya donk", sang cucu menyadari banyak pilihan berkarir, demikian pula jika ingin berkarir di BUMN.
" Nanti Nanda baca di masing-masing websitenya", Â sang cucu sadar sekarang punya PR.
" Boleh tanya tentang alasan eyang dulu pilih berkarir di BUMN ketimbang PNS/ASN, TNI-POLRI atau SWASTA ?", sang cucu berusaha menggali lebih lanjut.
***
" Singkatnya eyang memang tidak mempertimbangkan PNS/ASN. Orangtua eyang dulu berkarir di PNS, sehingga eyang sudah paham tentang tunjangan, budaya kerja, gaji, jenjang karir dan birokrasinya di PNS. Beberapa Kementrian telah melakukan Reformasi Birokrasi untuk memperbaiki kondisi tersebut, dengan pionir dilakukan oleh Kementrian Keuangan sehingga kondisinya jauh lebih baik dari Kementrian lainnya".
" Eyang tidak bisa masuk TNI-POLRI karena memakai kacamata".
" Eyang sudah kirim banyak lamaran ke perusahaan SWASTA , namun belum ada jawaban".
" Salah satu jawaban yang datang adalah, undangan untuk mengikuti seleksi dari salah satu dari BUMN Â tersebut".
" Tahapan demi tahapan eyang lalui mulai dari test seleksi materi, psikotest, aptitude test, wawancara, dan kesehatan (semacam medical check up)".