" Sekedar intermezo", eyangnya tiba-tiba berbelok arah penjelasannya.
" Bagi beberapa bangsa Asia, terdapat tradisi turun temurun hidup dengan para orangtua, bahkan ada yang hidup tiga generasi sekaligus, di dalam sebuah rumah. Sejak kecil, anak-anak bangsa Asia telah menyaksikan keadaan tersebut tanpa keberatan".
" Bangsa Cina, Korea, Jepang dan bangsa kita, mempunyai tradisi dan akar budaya yang sama bukan ?".
" Di negara kita juga masih dijumpai, beberapa suku bangsa (antara lain Jawa, Sunda, Batak, Minang, Dayak, Bugis, Manado, Ambon) yang mengajarkan untuk merawat orangtua mereka yang sudah lansia untuk hidup bersama anak-cucunya".
" Coba lihat ke Kalimantan, ada rumah panggung, berbentuk panjang khas suku dayak (bisa mencapai panjang 180-300 m) di Kalimantan Barat. Di rumah panjang itu dihuni oleh banyak keluarga dan ada diantaranya terdiri dari tiga generasi bersama-sama".
***
" Bagi pemeluk agama islam mengerti betul baik di dalam  Al Quran maupun Hadits yang secara eksplisit memberikan panduan dan hukumnya wajib untuk merawat orangtua".
" Kewajiban orangtua kepada anak adalah sampai mereka menikah. Sedangkan kewajiban anak laki-laki kepada orangtua adalah sepanjang hayatnya. Ketika orangtua meninggal, anak laki-laki mendapat hak warisan atas harta orangtuanya dua bagian sedangkan anak perempuan satu bagian".
" Jadi kesimpulannya, merawat generasi sebelumnya (orang tua) adalah kewajiban yang mulia secara syariat agama dan budaya adat istiadat. Demikian pula, merawat generasi selanjutnya (anak hasil pernikahan) adalah kewajiban orang tua sampai anaknya menikah, dan hidup mandiri".
" Sekiranya ketemu Dorothy Miller, eyang akan tegaskan fenomena "beban sandwich" semestinya diterima dengan penuh tanggung jawab, bagi bangsa Asia dan bagi muslimin".
" Itu kewajiban yang terhormat, tidak ada alasan untuk mengelak", eyangnya menegaskan sambil tersenyum.