Mohon tunggu...
Arifin Indra Sulistyanto
Arifin Indra Sulistyanto Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati * Narasumber * Konsultan * Advisor * Assessor * Ilustrator

Telah belajar dan mengalami, terus belajar untuk mengerti dan memberi, ijinkan hamba berbagi literasi , menanti hingga datangnya senja hari. Menulis ibarat melukis kata dengan kuas, media kertas bagai kanvas, fiksi adalah warna bebas. Hitam dan putih adalah fakta dengan batas tegas.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kematian Start Up

17 Juni 2022   10:22 Diperbarui: 19 Juni 2022   17:26 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi  Kematian Start Up. Dok : Pribadi

1. Disebabkan oleh No Product atau No  Market Fit,  sebesar 28.2 persen. Adalah masalah klasik, kegagalan menjual produk yang disukai konsumen, perusahaan akhirnya mati sendiri.

2. Disebabkan oleh Wrong Founder(s), sebesar 27.6 persen. Sang pendiri adalah penyebab kematian perusahaan karena menyerah terlalu dini akibat penjualan tidak menutupi biaya-biaya. Atau sang pendiri tidak mampu mewujudkan visi misi diatas kertas yang terlalu muluk-muluk. Ada kalanya para pendiri ribut dan pecah kongsi.

3. Disebabkan oleh No Cash , sebesar 16.7 persen. Adalah akibat bakar duit terlalu banyak dan terlalu lama, sehingga hasil penjualan tidak dapat menutupi biaya operasional. Perusahaan mengalami bleeding berkepanjangan.

4 Disebabkan oleh Wrong Strategy sebesar 16.0 persen. Kesalahan strategi misal terlambat menggunakan aplikasi digital.

5. Disebabkan oleh Legal Issues sebesar 5.1 persen. Akibat tidak mendapat ijin operasional, sehingga bisnis dianggap illegal, atau digugat masalah hukum oleh perusahaan lain yang sengaja menghalangi bisnis.

6.  Disebabkan oleh Compettition sebesar 3.8 persen. Sebenarnya jarang mati akibat persaingan, kecuali dicaplok atau diajak merger oleh perusahaan yang jauh lebih besar di sektor yang sama.

7. Disebabkan oleh Poor Hiring sebesar 2.6 persen. Perekrutan yang salah sejak awal, sangat kritis memperkerjakan karyawan tanpa skill sehingga membahayakan operasional perusahaan dalam masa pendirian.

Sebagai pengamat, kita hanya dapat berempati kepada para karyawan yang terkena PHK. Dengan iringan doa semoga tabah untuk terus berusaha mencari tempat bekerja selanjutnya. Ternyata selain pandemi ada faktor eksternal lain yang menyebabkan kenaikan harga komoditas , kenaikan bahan baku, mengakibatkan kenaikan biaya produksi dan inflasi yang berdampaknya terhadap ketahanan perusahaan Startup.  Itulah seleksi alam, selalu ada perjuangan untuk melanjutkan kehidupan dan sebagian  lain Rest In Peace.

Sumber Referensi :

  • Blog IndonesiaBaik.id, 17 Juni 2022.
  • Blog Knowledge Business (Timedoor, July 5, 2021).
  • How Company Life and Die. (Alexandar Olic Growth . Mar 1, 2017).
  • 7 Most Common Causes of Startup Death You Probably Should Avoid (Richard Reis Mar 24, 2016).

@AIS, Tangsel 17 Juni 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun