Sementara itu, Sang Raden merasa gelisah dan timbul kecurigaan, karena Dora tidak kunjung kembali dan sudah melebihi waktu tempuh yang wajar.
Dengan penuh tanda tanya dan rasa kawatir, Sang Raden Aji Saka menyusul.
Sesampai di padepokan, kekawatirannya terbukti. Telah ditemukan kedua pengawalnya sudah tidak bergerak. Dora dan Sembada tergeletak kaku tidak berjauhan di belakang padepokan tempat Sembada duduk.
Aji Saka menyimpulkan telah terjadi kesalahpahaman dan pertengkaran maut.
Karena sama-sama digdaya, maka berakhir dengan kematian serempak.
Untuk mengenang kisah yang menyedihkan itu, Aji Saka membuat cerita dalam bahasa jawa menggunakan aksara jawa.
Ha na ca ra ka , yang artinya : ada utusan
Da ta sa wal a , yang artinya : saling berselisih
Pa da ja ya nya , yang artinya : sama kuatnya
Magabatanga , yang artinya : meninggal bersama