Mohon tunggu...
Arifin Muhammad Ade
Arifin Muhammad Ade Mohon Tunggu... Buruh - Pemerhati Lingkungan

"Aku tidak punya cukup uang untuk mengelilingi dunia, tapi dengan buku aku dapat mengenal dunia"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sagu, Ketahanan Pangan, dan Kearifan Lokal

20 Februari 2020   22:11 Diperbarui: 20 Februari 2020   22:18 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sagu Lempeng, Makanan Olahan Dari Pohon Sagu | zonamakan.com

Menghadapi krisis pangan yang melanda bangsa ini, maka mengembangkan komoditas lokal untuk mengakhiri krisis pangan berkelanjutan perlu digalakan. Sagu sebagai ikon budaya sekaligus representasi dari falsafah hidup masyarakat setempat perlu mendapat perhatian utama. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden No. 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal.

***

Papeda, Makanan Olahan Dari Pohon Sagu | merahputih.com
Papeda, Makanan Olahan Dari Pohon Sagu | merahputih.com
Memutuskan ketergantungan pada beras bukanlah perkara mudah, karena lidah masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Maluku dan Papua telah dimanjakan dengan beras (nasi) sebagai makanan pokok, dan telah menghilangkan sagu sebagai makanan pokok yang diwariskan para leluhur. Bahkan dikalangan masyarakat terdapat adagium yang berbunyi "belum kenyang kalau belum makan nasi".

Adagium "belum kenyang kalau belum makan nasi" sudah seharusnya diubah bahasanya  menjadi "belum kenyang kalau belum makan papeda". Hal ini dilakukan demi memutuskan ketergantungan kita akan beras (nasi) sebagai makanan pokok yang akhir-akhir ini diselimuti banyak persoalan, salah satunya yaitu semakin terbatasnya lahan persawahan akibat alih fungsi lahan yang semakin intensif.

Di akhir tulisan ini, dalam menghadapi masalah pangan di Indonesia yang semakin krusial. Sagu bisa hadir menjadi solusi alternatif bagi ketahanan pangan nasional, khususnya di daerah-daerah endemik seperti Maluku, Papua dan daerah-daerah penghasil sagu.

Dengan menjadikan sagu sebagai solusi alternatif guna menjaga ketahanan pangan nasional. Secara tidak langsung kita juga telah melestarikan dan memperkenalkan budaya serta kearifan lokal masyarakat penghasil sagu lewat hidangan-hidangan lezat disetiap meja makan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun