Mohon tunggu...
Arifin Biramasi
Arifin Biramasi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Pegiat Sosial, Politik, Hukum

Selanjutnya

Tutup

Financial

Otoritas Moneter: Berlomba Menjinakkan Inflasi

8 Mei 2024   06:32 Diperbarui: 8 Mei 2024   07:19 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pijar News

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra mengatakan bahwa nilai tukar mata uang Garuda ada potensi melemah pada akhir pekan ini. Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bukan saja sebagai dampak dari konflik Timur Tengah, disaat yang sama, Ariston menilai bahwa inflasi di AS masih belum terlihat kemajuan untuk turun ke 2 Persen. 

Bertahannya penguatan dollar, selain konflik Timur Tengah yang memanas, juga karena pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell, semalam, bahwa inflasi AS masih belum terlihat kemajuan berarti untuk turun ke target 2 persen," kata Ariston dalam keterangannya.

Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berdasarkan data Bloomberg Spot di level Rp16.259 pada Rabu (17/4/2024) pukul 09.07 WIB.

Jika dicermati lebih detail, nilai tukar mata uang Garuda melemah 83 poin. Di mana sebelumnya pada penutupan Selasa kemarin (16/4/2024), nilai tukar rupiah di level dolar Rp16.175. Baca: SERAMBINEWS.COM, JAKARTA (17/4/2024).

Dampak Konflik Iran vs Israel : Ancaman Terhadap Perekonomian Indonesia.

Berikut prediksi dampak konflik Iran vs Israel terhadap IHSG dan nilai tukar rupiah.

Bhima menjelaskan Iran adalah negara penghasil minyak ketujuh terbesar di dunia, oleh sebab itu, konflik antara negara tersebut dengan Israel bisa berdampak terhadap distribusi dan produksi minyak mentah global. 

Harga minyak yang melonjak berimbas ke pelebaran subsidi energi hingga pelemahan kurs rupiah lebih dalam.

Pertama, adalah melonjaknya harga minyak mentah ke angka US$ 85,6 per barel atau meningkat 4,4% dibandingkan periode yang sama dari tahun sebelumnya year-on-year (yoy).

Dampak kedua, adalah keluarnya investasi asing dari negara berkembang karena meningkatkan risiko geopolitik.

Di tengah prahara yang terjadi, dan disaat yang sama, mayoritas investor bakal mencari aset yang aman seperti emas dan mata uang lain seperti dolar AS. Walhasil, ia menilai mata uang Rupiah bisa melemah sampai Rp 17.000 per dolar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun