Mohon tunggu...
Muh Husen Arifin
Muh Husen Arifin Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Pendidikan Indonesia

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kerudung yang Murung

8 Agustus 2022   22:35 Diperbarui: 8 Agustus 2022   22:47 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

mustahil, aku tidak diterima 

menutupimu dari mata-mata mereka

yang nyalang dan mendendam

aku adalah kain bagimu 

namun aku selalu ada untukmu 

aku hanya tersedu ketika rambutmu

terurai dan mudah dicium kapitalis

di hamparan jalan melambangkan

kehampaan, apakah aku berlalu 

dan berlari darimu? tidak begitu

cukup kakimu melangkah

menapaki gedung, dan aku tidak pernah

meninggalkanmu, untuk apa 

merapikan kemeja, sementara 

aku adalah kerudung yang murung 

dan tidak sepantasnya aku menunggumu

sebab penantianku untukmu 

lebih purba dari purnama yang berduka

Pangandaran, 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun